Jumat, 24 Juni 2016

Jubah, Jubah Harun, Jubah yang koyak, Jubah yg diperlebar

"Jubah"

Daud adalah orang yang mengalami bersentuhan dengan jubah orang lain, sebelum jubah raja dikenakan padanya.

Yang termasuk penting adalah saat dia menerima jubah Yonathan, sahabatnya.
Sejak dia terima jubah itu, rangkaian peperangan yang dilakukannya begitu berhasil, tetapi Alkitab juga mengungkapkannya dengan kalimat: 'behave wisely'. Berperilaku bijak.

Bagaimana pun Yonathan adalah putra mahkota, yang semua perilaku dan sikapnya terdidik sebagaimana lazimnya anak raja.

Kita bersentuhan dan 'berpelukan' dengan siapa, agaknya berpengaruh dalam hidup kita. Bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, bergaul dengan orang bodoh ikut tertular kebodohannya.
 
Sedang bergaul dengan siapa saudara hari ini?

"Jubah Harun"

Masih tentang jubah. Harun yang menyandang jabatan Imam Besar, mengenakan jubah Imam Besar.

Jubah ini adalah simbol dari jabatannya dan ternyata sangat dahsyat.

Waktu dia dan Miryam memberontak terhadap Musa, hanya Miryam yang kena kusta, sedangkan Harun tidak.

Saya percaya jubah itu memproteksinya. Dan saat jubah itu dilepas, Harun mati.

Jabatan yang Tuhan taruh dalam hidup kita, membuat kita juga memiliki jubah yang dari Tuhan. Mata kita mungkin tidak melihat, tetapi itulah kebenarannya.

Jubah itu tanda kedaulatan dan otoritas-Nya ada pada kita. Sorga dan iblis pun menghormatinya.

Hidup berpadan dengan jabatan dan jawatan kita, adalah keniscayaan. Jangan kotori jubah itu dengan hidup keluar dari panggilanmu.

"Jubah Yang Koyak"

Ada lagi tentang jubah. Saul pernah mengoyak jubah Samuel.
Wah, yang ini fatal.

Karena ternyata itu simbol dari pemerintahannya sendiri Yang dikoyak jubah Samuel, tetapi yang terkoyak justru pemerintahannya. Di sini jubah berlaku sebagai tanda profetis.

Tindakan yang membuat rusak apa yang Tuhan beri akan merusak diri sendiri Dan pada akhirnya akan berlaku hukum tabur-tuai.

Sebab Daud akhirnya memotong punca jubah Saul, sehingga dengan itu Saul mengakui bahwa kelak Daud juga yang menjadi Raja menggantikan dia.

Berapa banyak tanpa sadar, kita mengoyak jubah Tuhan yang dipakai hamba Tuhan yang lain, melalui penghakiman kita.

Jangan koyak dan rendahkan apa pun yang ilahi, nanti kita sendiri yang terkoyak.

"Jubah Yang Diperlebar"

Di Matius 23:5, orang Farisi disebut "memperluas batas jubahnya, "enlarge the border of their garments.." Ternyata jubah juga simbol dari level pemakainya. Orang Farisi memperlebarnya, atau dengan kata lain mengangkat diri lebih tinggi.

Inilah bentuk arogansi yang mengerikan. Sebab seharusnya peninggian datang dari Tuhan, bukan dari manusia, apalagi diri sendiri. Hidup rendah hatilah yang Tuhan sukai. Hidup meninggikan diri supaya terpandang menjijikan di mata Tuhan.

Kalau Tuhan sudah jijik, tidak mungkin mendekat. Ada yang arogan karena kaya, ada yang bangga dengan jalan hidup miskin yang dipilihnya. Pilihan bisa berbeda, tetapi jika sama-sama arogan, baunya juga tidak berbeda.

Jadi, hiduplah dengan kerendahan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar