Minggu, 26 Juni 2016

Yang Berharga (The Precious)


Yang Berharga (The Precious)

The PRECIOUS is someone/something that you can't let it go without tears.

(quote by Jon Avanzini)

Seringkali kita baru menyadari nilai seseorang atau suatu barang saat kita HARUS merelakannya lepas dari "kontrol" kita.

> Anak yang menikah
> Keluarga yang meninggal
> Menderita sakit yang membuat kita harus mengubah cara hidup
> Barang hilang atau rusak

Bagaimana reaksi kita menghadapi hal ini akan SANGAT menentukan cara dan gaya hidup kita di masa depan!

Selalu ada pilihan:
Respon positif atau negatif

Respon negatif:
> Terhenti. Semua energi dan keberadaan hanya fokus pada kehilangan
> Trauma dan dipenjara masa lalu. Tidak brani mencoba lagi
> Menyalahkan (blaming) orang lain, diri sendiri, bahkan Tuhan.
> Marah, dan akhirnya mengakibatkan kerusakan yg lebih parah.
> Menjadi pahit, kemudian menularkannya (sengaja maupun tidak) kepada orang lain.

Respon positif:
1. Merelakan (release)
- Walaupun kita tidak rela, tidak ada lagi yang bisa kita lakukan dengan hal itu.

- Cepat atau lambat kita tetap akan kehilangan juga, karena tidak ada hal abadi di dunia ini.

- Kerelaan membuktikan bahwa kita merdeka dan tidak terikat pada apapun!

2. Melangkah lagi (move on)
- Semakin cepat kita kembali melangkah, berhenti meratap dan menyesali, masuk dalam rutinitas, maka akan memperingan hati dan perasaan kita.

- Tidak terjebak dalam masa lalu

3. Pelajari (learn)
- Cari penyebabnya, analisa, underlined/ garis bawahi ! Itu akan jadi "rambu-rambu" di masa depan

- Cari apa maksudnya! Apakah kita sebelumnya terlalu terikat, terlalu tergantung, atau terlalu nyaman dengan hal itu

- Kehilangan akibat kecerobohan atau cara hidup kita - akan membuat kita lebih bijaksana

- Kehilangan karena "sesuatu" atau "seseorang" itu "diminta balik" oleh Tuhan- akan membawa kita ke level baru dalam percaya (new level of trusting God) : percaya bahwa sesuatu/ seseorang itu ini sudah berada di TANGAN yang lebih baik.

▿ 4. Catat dan Bagikan (noted and share)
- Pengalaman kita, baik atau buruk, jika kita share dengan rela hati, akan menjadi bekal bagi orang lain yg akan atau sedang mengalami kehilangan seperti kita. Yang baik jadi guidence/ arahan; yang buruk jadi warning/ peringatan.

- Catatan akan jadi monumen dalam hidup kita. Saat kita di masa depan alami hal serupa, kita bisa buka dan belajar dari masa lalu kita sendiri

Kehilangan sesuatu yg (kita kira) berharga sangat menyakitkan!

Tanpa kerelaan, kita tidak akan belajar atau mendapat apapun, tapi justru kehilangan lebih banyak lagi.

Walau kita rela, tapi kita tidak melanjutkan melangkah, kita akan jadi orang pesimis, pasif, dan hanya menjalani sisa hidup tanpa arah yang jelas. Karena baru saat kita melangkah, pada jarak tertentu atau rentang waktu tertentu, kita baru bisa lihat fragmen-fregmen(potongan) peristiwa dari sudut pandang yg berbeda.

Kita sudah rela dan melangkah, tapi tidak mau belajar dan justru berusaha melupakan, maka cepat atau lambat kita akan alami hal yang sama, dan harus berjuang mengatasi pikiran dan perasaan kita dari awal lagi.

Relakan, melangkah lagi, belajar dari hal itu ! Ini 3 kunci agar manusia menjadi semakin bijaksana, semakin tangguh, semakin tahan uji, bisa diandalkan. Inilah kualitas manusia yang bermutu, yang bisa dan layak dipercayai untuk suatu posisi, tugas dan otoritas untuk mengelola hal-hal besar. Manusia dengan kriteria-kriteria inilah yang selalu dicari-cari oleh perusahaan, pemerintahan, dan juga oleh Tuhan.

Saat kita melangkah lebih jauh dengan mencatat dan membagikan pengalaman kita, maka kita bukan hanya jadi "orang yang bermutu/ berkualitas" , tapi menjadi produsen/ penghasil sejumlah orang-orang yang juga berkualitas!

Jadi apa kita kelak- pilihan di tangan kita !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar