Sabtu, 27 Oktober 2012

12082012-HS-Harold Gingerich-Neither do I Condemn Thee



Neither do I Condemn Thee
Harold Gingerich
Minggu 12 Agustus 2012



Ada banyak orang yang hidup dalam perasaan bersalah dan terdakwa. Mereka sudah datang ke Yesus untuk keselamatan, tapi masih banya rasa bersalah dan rasa didakwa dalam hidup mereka. Tapi Yesus telah datang untuk memerdekakan mereka !

Yoh 8: 2-11 – Wanita yang tertangkap basah berdosa.

Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi tidak perduli tentang keadilan maupun tentang perempuan ini, mereka hanya ingin memasang perangkap bagi Yesus.

Tapi Yesus lakukan 3 hal:
  1. Menunjukkan diriNya lebih besar dari hukum Taurat.
  2. Mengubah hukuman.
  3. Menetapkan anugrah sebagai dasar kebenaran.

Kekristenan bukan terdiri dari daftar hukum-hukum,
                                         tapi anugrah Tuhan yang bekerja dalam kehidupan kita.          

Saat membaca perikop di atas timbul pertanyaan: perempuan itu ditangkap sedang berbuat zinah, berarti tertangkap bersama pria. Tapi dimanakah pria-nya? Karena tidak mungkin berzinah sendirian.

Hukum Taurat berkata di Im 20:10 dan Ul 22:22 bahwa hukuman mati bagi kedua pelaku perzinahan. Jika ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi ingin menegakkan hukum Taurat, maka pria-nya juga dibawa. Mereka hanya ingin menjebak dan menyingkirkan Yesus, karena Yesus merupakan ancaman bagui mereka:
  • Jika Yesus berkata untuk melepaskan wanita itu, mereka akan mendakwa Yesus melanggar hukum Taurat.
  • Jika Yesus berkata untuk melempari wanita itu dengan batu sampai mati, berarti Yesus melanggar hukum Romawi

Tapi ternyata respon Yesus beda: membungkuk dan menulis di tanah. Apa yang di tulis Yesus? Apakah nama-nama beserta tanggal-tanggal? Tidak ada yang tahu !

Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yoh 10: 10)

Siapa pencuri ini? Banyak yang berkata: iblis, dan ini betul. Tapi dalam konteks Yoh 10 yang dimaksud Yesus adalah pemimpin agamawi di masanya. Yesus terus berkonfrontasi dengan para pemimpin agamawi, karena tidak perduli kepada orang-orang, bahkan tidak perduli juga kepada hukum Musa. Sebenarnya mereka hanya perduli kepada dirinya sendiri, dan bagaimana mempertahankan posisi dan kuasa yang mereka miliki.

Kuasa bisa jadi sesuatu yang sangat menipu !
Maka kita harus menjaga hati kita, karena kuasa dan posisi bisa merusak diri kita.

Yesus secara terus-menerus mengkonfrontasi pemimpin agamawi. Yesus menyembuhkan orang di hari sabat dan mereka marah (Yoh 7: 23 ). Di Mat 9:13 Yesus berkata untuk mempelajari apa yang ditulis di Hos 6:6.

Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan,
dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran. (Hos 6: 6)

Yang diminta Tuhan: berbuat adil, mencintai belas-kasihan, hidup dalam kerendahan hati. Apakah kita menyukai dan melakukan belas-kasihan bagi orang lain, atau kita mengkritik dan menghakimi orang-orang lain ?

Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya
dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah
ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (Rm 2: 4)

Kebaikan Tuhanlah yang membawa kita kepada pertobatan ! Kita sebenarnya berada di posisi yang sama dengan wanita ini: bersalah karena berdosa, kita layak dihukum, kita layak terima murka Tuhan! Tetapi kebaikan Tuhan yang membawa kita kepada pertobatan! Kita layak terima murka Tuhan, tetapi Yesus memberi kita kasih karunia! Perempuan itu layak dihukum, tetapi Yesus memberikan kasih karunia kepadanya.

Tujuan dari seluruh hukum adalah supaya kita mengasihi sesama kita seperti mengasihi diri sendiri (Gal 5: 14, Mat 7:14). Kita sering terperangkap dalam peraturan-peraturan, hukum-hukum, ritual-ritual kita, tapi yang dicari Tuhan adalah belas kasihan.

Yesus membalikkan total perangkap para pemimpin agamawi. Yesus tidak menyingkirkan hukum Musa, tapi menerapkannya kepada orang Farisi dan ahli-ahli Taurat!

"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yoh 8: 7B)

Setelah berkata ini, Yesus menulis kembnali di tanah untuk kedua kalinya dan tidak berkata apapun. Timbul keheningan yang justru berbicara keras kepada masing-masing orang yuang hadir. Apa yang dimulai sebagai perangkap dan pertanyaan legal, sekarang jadi sangat pribadi. Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu mendapati diri mereka se-level di posisi wanita itu. Mereka tertempelak, dan juga sadar bahwa perangkap mereka gagal, kemudian meninggalkan tempat itu.

Tiba-tiba tidak ada orang lain lagi, yang tertinggal: hanya sang berdosa dan Dia yang tidak berdosa! Hanya Yesus yang punya hak menghakimi perempuan ini! Yesus bukan mengabaikan dosa-dosa perempuan ini, tapi Dia mengampuninya.

Yesus bukan mengabaikan dosa-dosa kita, tapi Dia merentangkan kasih-karuniaNya kepada kita, dan memulihkan kebenaran dalam hidup kita.

Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus
(Rm 8:1)

Orang-orang dan iblis menghakimi kita, tapi Yesus tidak! Yesus menarik kita kepada diriNya, dan tidak hanya mengampuni kita, tapi juga memerdekakan kita. Mulanya perempuan ini tidak berbuat dosa karena takut pada hukum Taurat, tapi bahkan rasa takut itu tidak cukup kuat menahannya dari berzinah. Tapi Tuhan kemudian beri dia kasih-karuniaNya, sehingga kita kini melayani Tuhan bukan karena ketakutan, tapi karena kita telah berjumpa dengan Tuhan. Saat kita di dalam Kristus, kita tidak perlu hidup di bawah awan dakwaan dan rasa bersalah.

Apa yang kita lakukan buruk, tetapi kasih-karuniaNya jauh lebih besar dari itu! Kasih karuniaNya tidak memberi kita ijin untuk berbuat apapun yang kita mau, tapi kasih-karuniaNya-lah yang menjuhkan kita dari kehidupan dosa.

Kita perlu kasih-karunia Tuhan setiap hari, dan kita juga perlu belajar mencurahkan kasih-karunia kepada satu sama lain. Saat kita belajar melakukannya, maka kita bisa menjadi alat pendamaianNya.

Rasa bersalah dan rasa terdakwa bisa menghancurkan kita.
Maka kita sangat memerlukan anugrah Tuhan!

He hath not dealt with us after our sins; nor rewarded us according to our iniquities.
For as the heaven is high above the earth, so great is His mercy toward them that fear Him.
As far as the east is from the west, so far hath He removed our transgressions from us.
Like as a father pitieth his children, so the LORD pitieth them that fear him.
For he knoweth our frame; he remembereth that we are dust (Mzm 103:10-14)

Yesus SUDAH mencurahkan kasih-karuniaNya kepada kita! Dia juga tidak menghukum kita!
Yesus tahu semua dosa kita, tapi Dia tidak menghukum kita !

Petrus Agung

Kita bukan orang benar, tapi orang yang dibenarkan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar