Minggu, 28 Oktober 2012

01042012-HS-PAP-Menjadi Pelaku Bukan Pendengar

Menjadi Pelaku  Bukan Pendengar
  Petrus Agung - 1 April 2012

Cinta yang Tuhan berikan buat kita: Seperti Tuhan melihat anak burung yang jatuh, Tuhan suka dan ambil dengan seijin Bapa. Kita bukan dijadikan mainan hanya untuk memuaskan kesenanganNya. Tapi dia akan rawat kita dengan yang terbaik, obati, beri kita makan hingga kita sembuh.
Dan saat sembuh Dia akan lepaskan kita terbang menuju destiny kita.
Cinta Tuhan yang murni: Yoh 3:16
Cinta selalu adalah pengorbanan tanpa pamrih, memperpanjang umur, memberikan kita hidup yang kekal bersama dengan Tuhan.
Kita harus bersyukur setiap hari, karena hanya ada 2 pilihan: anak Tuhan atau anak setan.

Yak 1:19-27
Ay 27 – Apapun yang kita kerjakan untuk menolong yang menderita bukanlah kegiatan sosial, tapi itu adalah ibadah yang murni dan yang tidak bercacat, dan menyukakan hati Tuhan.
Jangan pernah capek menolong orang yang berkesusahan. Karena saat kita capek untuk menolong dan ingin berhenti menyalurkan berkat, maka akan segera kering, dan ganti jadi orang yang butuh pertolongan.
Kalau boleh minta ditambah anugrah, kepercayaan dan kapasitas kita, sehingga bisa menolong orang yang kesusahan lebih banyak lagi.

Ay 22 – Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Dalam ayat ini ada 3 kata yang harus kita perhatikan:

1. Pendengar. Dari kata akroatēs (G202 ἀκροατής = hearer) Artinya seperti seorang mahasiswa yang duduk di ruang kuliah untuk sekedar absen, tetapi tidak tahu apa materi kuliahnya. (not for credit, but just for audit)

Hanya menjadi pendengar adalah sangat merugikan, karena Alkitab adalah hukum yang sempurna – yang mampu mengubah kehidupan, nasib, destiny, dan banyak hal lain dalam hidup kita.
Jika kita sekedar mendengar, sekedar hadir, dan sekedar membaca Alkitab – tanpa minta diajari Roh Tuhan untuk singkapkan apa yang Tuhan mau sampaikan – seperti membuang berkat yang bisa merubah kehidupan kita.

Tuhan mau saat kita dengar sesuatu – kita juga belajar mencerna, minta Roh Kudus ajari bagaimana aplikasinya dalam hidup kita – menjadi rhema dan tuntunan dalam hidup kita, sehingga kita bisa tahu apa yang harus kita kerjakan.
Tuhan mau semua kita mengalami apa yang Tuhan ajarkan, dan bisa menangkap isi hatiNya.
Setiap kali Firman disampaikan atau membaca Firman Tuhan: berdoa dan minta Roh Tuhan bicara, ajari, supaya Firman itu menjadi rhema dan tuntunan bagi kita, sehingga kita tahu apa yang harus kita kerjakan. Saat kita tidak minta tuntunan Roh Tuhan, sehingga walau bertahun-tahun baca Alkitab, kita tidak pernah cukup dewasa, apalagi mengerti dan memahami yang Tuhan mau.

John Avanzini suka membeli buku best seller, kemudian membacanya dengan mempersiapkan Alkitab. Dia berhasil menemukan bahwa hampir di setiap halaman terdapat statemen yang berasal dari Firman Tuhan. Artinya semua yang seolah-olah orang tertentu temukan – sudah ada di Alkitab.
Jangan hanya jadi pendengar, hanya sekedar hadir, tapi usahakan ambil dan serap ilmunya.
Bahkan dari orang-orang yang hebat dan lebih tua, jangan minder, coba bergaul. Jangan hanya dengar, tapi serap apa yang dia punya.

Cara kita menyerap Firman: lambatlah untuk marah, artinya harus rendah hati.
Orang yang mudah marah tidak pernah bisa belajar.
Saat kita bisa kendalikan kemarahan – kita akan cepat belajar.

Banyak tokoh Alkitab yang menjelang kehancurannya tidak bisa mengendalikan amarahnya: Kain, Saul, Uzia
Amarah adalah reaksi paling buruk dalam menghadapi apapun. Karena amarah adalah bentuk kesombongan yang meledak, dimana kita tidak bisa lagi kendalikan rasio dan emosi kita sendiri.
Amarah adalah bukti bahwa:
  • Kerohanian kita tidak memadai untuk menaklukkan daging/ jiwa kita.
  • Kerendahan hati kita tidak memadai
  • Kita kurang rendah hati dan kurang bisa menguasai diri

Ada kemarahan yang ilahi, tapi sebagian besar amarah yang ada pada kita adalah amarah yang manusiawi sekali. Dan jika kita umbar dan biarkan berlarut-larut maka akan merugikan hidup kita.
Mari belajar memadamkan dengan cepat setiap percikan amarah dalam hidup kita karena Alkitab bahwa itu tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan !

Semua orang yang membiarkan amarahnya menguasai dirinya – pada ujungnya tidak akan menghasilkan apapun yang baik. Orang yang pemarah gampang dijatuhkan dan ditandai setan. Begitu marah, bicaranya kacau, dan setan tunggu hingga perkataan kita – dan dituntutkan kepada kita berdasar perkataan kita sendiri.

Orang yang pemarah memerlukan biaya sosial yang tinggi, tidak ada orang yang ingin mendekati kita, bukan karena takut – tapi karena malas berurusan dengan kita.
Pemarah umumnya tidak sadar bahwa dia pemarah.
Sebaik-baiknya kita, bahkan kalau kita bela kebenaran dengan cara kemarahan, maka itu tidak mengerjakan kebenarannya dihadapan Allah.

Ay 21 – Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

Kalau kita dapat firman – firman itu akan masuk ke hati kita. Periksa reaksi kita, karena belum tentu Firman itu cocok dengan daging kita.
Jika kita bereaksi dengan marah, itu seperti menolak dan mencungkil firman itu keluar.
Jika kita bereaksi dengan lemah lembut, maka Firman itu sanggup menyelamatkan jiwa kita.
Secara roh kita dibenarkan Tuhan, tapi di daging kita pergulatannya masih panjang: pikul salib setiap hari, sangkal diri
Yang Tuhan mau: Firman dimasukkan ke hati kita, bagian kita menerima dengan lembut, menjadi tanah yang paling subur bagi setiap perkataan dan benih Tuhan.

Tuhan ingin kita semua menjadi orang yang mengalami apa yang Dia ajarkan, dan dapat menangkap isi hati Tuhan.

2. Pelaku. Dari kata poiētēs (G4163 ποιητής = performance) – dari kata ini keluar kata poet (puisi) dalam bahasa Inggris.
Menjadi pelaku Firman seperti orang membaca atau menulis sebuah puisi
Jika kedua kata di atas digabungkan: Untuk kita mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan selalu ada seninya, karena sama dengan orang menulis puisi.

Tuhan itu mempunyai cara yang ajaib, beda dan tidak pernah monoton, mengayun dari jaman ke jaman. Setiap kali puisi Tuhan keluar - tangkap keindahannya, karena setiap kali munculnya beda. Karena jika selalu sama, maka akan terbaca oleh setan.
Saat kita menjadi pelaku Firman, kita akan “berpuisi” dan bersahut-sahutan dengan Tuhan dan menghasilkan lawatan yang dahsyat !
Contohnya Musa lihat Kemah Pertemuan diatur Tuhan dengan sempurna dengan seni tingkat tinggi, bezaleel diberi roh keahlian. Pekerjaan kita, cara kita komunikasi dengan orang lain – semua ada seninya.

3. Menipu diri sendiri. Dari kata paralogizomai (G3884 παραλογίζομαι = misreckon) Artinya miskalkulasi, salah perhitungan
Cara Tuhan adalah gabungan ketiga kata di atas :
Jika kita mendengar apa yang Tuhan katakan, maka kita harus belajar mencerna, tanya Roh Kudus bagaimana penjelasan firmannya. Ketika dijelaskan kita akan tahu cara mengerjakannya. maka kita akan dpt rhema secara pribadi maka seni / cara Tuhan bisa aneh2 & ajaib

Contoh jika kita butuh rumah, kemudian ada Hamba Tuhan yang akan doakan orang yang butuh rumah, kemudian tanya Tuhan apa yang harus kita lakukan (bukan pendengar – tapi pelaku). Nanti Tuhan akan buat solusi yang ajaib.
Bagi orang yang logis / matematis caranya adalah mengumpulkan uang lebih dulu.
Bagi pelaku Firman, tanya dulu caranya, ukur ukuran iman kita. Misalnya ambil brosur kemudian injak. Saat meninjau ke perumahan ternyata pemilik perumahan adalah teman lama yang pernah hutang ke kita, dan tiba-tiba rumah yang diingini menjadi miliknya.
Cara satu orang dengan orang yang lain beda! Itu seninya!

Semakin banyak kita mengalami Tuhan, kita akan tahu ukuran iman kita, kekuatan manusia roh kita, pengalaman dengan Tuhan seperti apa, sehingga kita bisa hitung persis dan tahu siapa kita sebenarnya.

Kata meng “imani” - seperti memaksa iman kita keluar.
Padahal iman timbul dari pendengaran akan rhema Kristus.
Kita dengar Firman sampai keluar Rhema, itu menciptakan Iman. Iman ini akan menciptakan kreativitas dimana kita bertindak. Tindakan itulah yang akan menghasilkan sesuatu yang ajaib.

Tuhan ingin kita berkembang dan tumbuh dengan sehat, bertumbuh step by step atau cepat, jangan sampai kita miskalkulasi / salah hitung dengan kekuatan iman kita. Cara agar kita tidak miss-kalkulasi, kita harus berpuisi dengan Tuhan, kerjakan dan mengalami Tuhan

Setiap kali terima Firman, minta Rhema untuk menangkap yang Tuhan mau. Tuhan akan bicara sampai kita mengerti. Asal kita jujur dan terbuka dan mau terima apapun pernyataan Tuhan. Ini adalah bagian proses kita jalan dengan Tuhan hari demi hari.

Jika kita tidak dapat rhema dan hanya kotak-katik firman Tuhan – sangat berbahaya. Karena selalu ada faktor X yang harus diperhitungkan, yaitu Tuhan sendiri.
Sikap hati kita harus selalu memperhitungkan apa yang Tuhan kehendaki (Yak 4: 15)
Jika kita beriman dan tahu bahwa itu dari Tuhan – ada ketenangan di dalam yang dari Tuhan sendiri.

Ay 25-27 Jika kita kerjakan step-step tadi, maka apapun yang kita kerjakan akan diberkati sampai berkelimpahan. Maka ayat 27 akan terjadi: bisa mengunjungi dan memberkati orang yang membutuhkan, dan itu adalah ibadah yang murni dan tak bercacat.


Ada 2 macam orang tua extrim:
  1. Dulu susah – tidak rela anaknya bahagia
  2. Dulu susah – tidak boleh anaknya susah, anaknya diberkati berkelimpahan.
Tuhan adalah tipe yang kedua. Maka jangan curiga terhadap Tuhan !

Persepuluhan adalah untuk membuka tingkat langit, menghasilkan iklim terbaik, hujan terbaik, juga untuk menghalau segala belalang pelahap.
Tapi ini saja tidak cukup, karena tanpa menabur yang tumbuh hanya rumput
Jika kita hanya menabur, tidak ada jaminan kondisi yang baik
Maka kita perlu jaminan untuk “iklim yang baik” dengan mengembalikan persepuluhan, dan juga menabur sehingga bisa menuai buahnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar