Menjadi Pelaku Bukan Pendengar
Petrus Agung - 1 April 2012
Cinta
yang Tuhan berikan buat kita: Seperti Tuhan melihat anak burung yang
jatuh, Tuhan suka dan ambil dengan seijin Bapa. Kita bukan dijadikan
mainan hanya untuk memuaskan kesenanganNya. Tapi dia akan rawat kita
dengan yang terbaik, obati, beri kita makan hingga kita sembuh.
Dan saat sembuh Dia akan lepaskan kita terbang menuju destiny kita.
Cinta Tuhan yang murni: Yoh 3:16
Cinta selalu adalah pengorbanan tanpa pamrih, memperpanjang umur, memberikan kita hidup yang kekal bersama dengan Tuhan.
Kita harus bersyukur setiap hari, karena hanya ada 2 pilihan: anak Tuhan atau anak setan.
Yak 1:19-27
Ay
27 – Apapun yang kita kerjakan untuk menolong yang menderita bukanlah
kegiatan sosial, tapi itu adalah ibadah yang murni dan yang tidak
bercacat, dan menyukakan hati Tuhan.
Jangan
pernah capek menolong orang yang berkesusahan. Karena saat kita capek
untuk menolong dan ingin berhenti menyalurkan berkat, maka akan segera
kering, dan ganti jadi orang yang butuh pertolongan.
Kalau
boleh minta ditambah anugrah, kepercayaan dan kapasitas kita, sehingga
bisa menolong orang yang kesusahan lebih banyak lagi.
Ay 22 – Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Dalam ayat ini ada 3 kata yang harus kita perhatikan:
1. Pendengar. Dari kata akroatēs (G202 ἀκροατής
= hearer) Artinya seperti seorang mahasiswa yang duduk di ruang kuliah
untuk sekedar absen, tetapi tidak tahu apa materi kuliahnya. (not for credit, but just for audit)
Hanya
menjadi pendengar adalah sangat merugikan, karena Alkitab adalah hukum
yang sempurna – yang mampu mengubah kehidupan, nasib, destiny, dan
banyak hal lain dalam hidup kita.
Jika
kita sekedar mendengar, sekedar hadir, dan sekedar membaca Alkitab –
tanpa minta diajari Roh Tuhan untuk singkapkan apa yang Tuhan mau
sampaikan – seperti membuang berkat yang bisa merubah kehidupan kita.
Tuhan
mau saat kita dengar sesuatu – kita juga belajar mencerna, minta Roh
Kudus ajari bagaimana aplikasinya dalam hidup kita – menjadi rhema dan
tuntunan dalam hidup kita, sehingga kita bisa tahu apa yang harus kita
kerjakan.
Tuhan mau semua kita mengalami apa yang Tuhan ajarkan, dan bisa menangkap isi hatiNya.
Setiap
kali Firman disampaikan atau membaca Firman Tuhan: berdoa dan minta Roh
Tuhan bicara, ajari, supaya Firman itu menjadi rhema dan tuntunan bagi
kita, sehingga kita tahu apa yang harus kita kerjakan. Saat kita tidak
minta tuntunan Roh Tuhan, sehingga walau bertahun-tahun baca Alkitab,
kita tidak pernah cukup dewasa, apalagi mengerti dan memahami yang Tuhan
mau.
John
Avanzini suka membeli buku best seller, kemudian membacanya dengan
mempersiapkan Alkitab. Dia berhasil menemukan bahwa hampir di setiap
halaman terdapat statemen yang berasal dari Firman Tuhan. Artinya semua
yang seolah-olah orang tertentu temukan – sudah ada di Alkitab.
Jangan hanya jadi pendengar, hanya sekedar hadir, tapi usahakan ambil dan serap ilmunya.
Bahkan
dari orang-orang yang hebat dan lebih tua, jangan minder, coba bergaul.
Jangan hanya dengar, tapi serap apa yang dia punya.
Cara kita menyerap Firman: lambatlah untuk marah, artinya harus rendah hati.
Orang yang mudah marah tidak pernah bisa belajar.
Saat kita bisa kendalikan kemarahan – kita akan cepat belajar.
Banyak tokoh Alkitab yang menjelang kehancurannya tidak bisa mengendalikan amarahnya: Kain, Saul, Uzia
Amarah
adalah reaksi paling buruk dalam menghadapi apapun. Karena amarah
adalah bentuk kesombongan yang meledak, dimana kita tidak bisa lagi
kendalikan rasio dan emosi kita sendiri.
Amarah adalah bukti bahwa:
- Kerohanian kita tidak memadai untuk menaklukkan daging/ jiwa kita.
- Kerendahan hati kita tidak memadai
- Kita kurang rendah hati dan kurang bisa menguasai diri
Ada
kemarahan yang ilahi, tapi sebagian besar amarah yang ada pada kita
adalah amarah yang manusiawi sekali. Dan jika kita umbar dan biarkan
berlarut-larut maka akan merugikan hidup kita.
Mari
belajar memadamkan dengan cepat setiap percikan amarah dalam hidup kita
karena Alkitab bahwa itu tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Tuhan !
Semua
orang yang membiarkan amarahnya menguasai dirinya – pada ujungnya tidak
akan menghasilkan apapun yang baik. Orang yang pemarah gampang
dijatuhkan dan ditandai setan. Begitu marah, bicaranya kacau, dan setan
tunggu hingga perkataan kita – dan dituntutkan kepada kita berdasar
perkataan kita sendiri.
Orang
yang pemarah memerlukan biaya sosial yang tinggi, tidak ada orang yang
ingin mendekati kita, bukan karena takut – tapi karena malas berurusan
dengan kita.
Pemarah umumnya tidak sadar bahwa dia pemarah.
Sebaik-baiknya
kita, bahkan kalau kita bela kebenaran dengan cara kemarahan, maka itu
tidak mengerjakan kebenarannya dihadapan Allah.
Ay
21 – Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang
begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam
di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
Kalau
kita dapat firman – firman itu akan masuk ke hati kita. Periksa reaksi
kita, karena belum tentu Firman itu cocok dengan daging kita.
Jika kita bereaksi dengan marah, itu seperti menolak dan mencungkil firman itu keluar.
Jika kita bereaksi dengan lemah lembut, maka Firman itu sanggup menyelamatkan jiwa kita.
Secara roh kita dibenarkan Tuhan, tapi di daging kita pergulatannya masih panjang: pikul salib setiap hari, sangkal diri
Yang
Tuhan mau: Firman dimasukkan ke hati kita, bagian kita menerima dengan
lembut, menjadi tanah yang paling subur bagi setiap perkataan dan benih
Tuhan.
Tuhan ingin kita semua menjadi orang yang mengalami apa yang Dia ajarkan, dan dapat menangkap isi hati Tuhan.
2. Pelaku. Dari kata poiētēs (G4163 ποιητής = performance) – dari kata ini keluar kata poet (puisi) dalam bahasa Inggris.
Menjadi pelaku Firman seperti orang membaca atau menulis sebuah puisi
Jika
kedua kata di atas digabungkan: Untuk kita mengerjakan apa yang Tuhan
perintahkan selalu ada seninya, karena sama dengan orang menulis puisi.
Tuhan
itu mempunyai cara yang ajaib, beda dan tidak pernah monoton, mengayun
dari jaman ke jaman. Setiap kali puisi Tuhan keluar - tangkap
keindahannya, karena setiap kali munculnya beda. Karena jika selalu
sama, maka akan terbaca oleh setan.
Saat kita menjadi pelaku Firman, kita akan “berpuisi” dan bersahut-sahutan dengan Tuhan dan menghasilkan lawatan yang dahsyat !
Contohnya
Musa lihat Kemah Pertemuan diatur Tuhan dengan sempurna dengan seni
tingkat tinggi, bezaleel diberi roh keahlian. Pekerjaan kita, cara kita
komunikasi dengan orang lain – semua ada seninya.
3. Menipu diri sendiri. Dari kata paralogizomai (G3884 παραλογίζομαι = misreckon) Artinya miskalkulasi, salah perhitungan
Cara Tuhan adalah gabungan ketiga kata di atas :
Jika
kita mendengar apa yang Tuhan katakan, maka kita harus belajar
mencerna, tanya Roh Kudus bagaimana penjelasan firmannya. Ketika
dijelaskan kita akan tahu cara mengerjakannya. maka kita akan dpt rhema
secara pribadi maka seni / cara Tuhan bisa aneh2 & ajaib
Contoh
jika kita butuh rumah, kemudian ada Hamba Tuhan yang akan doakan orang
yang butuh rumah, kemudian tanya Tuhan apa yang harus kita lakukan
(bukan pendengar – tapi pelaku). Nanti Tuhan akan buat solusi yang
ajaib.
Bagi orang yang logis / matematis caranya adalah mengumpulkan uang lebih dulu.
Bagi
pelaku Firman, tanya dulu caranya, ukur ukuran iman kita. Misalnya
ambil brosur kemudian injak. Saat meninjau ke perumahan ternyata
pemilik perumahan adalah teman lama yang pernah hutang ke kita, dan
tiba-tiba rumah yang diingini menjadi miliknya.
Cara satu orang dengan orang yang lain beda! Itu seninya!
Semakin banyak kita mengalami
Tuhan, kita akan tahu ukuran iman kita, kekuatan manusia roh kita,
pengalaman dengan Tuhan seperti apa, sehingga kita bisa hitung persis
dan tahu siapa kita sebenarnya.
Kata meng “imani” - seperti memaksa iman kita keluar.
Padahal iman timbul dari pendengaran akan rhema Kristus.
Kita
dengar Firman sampai keluar Rhema, itu menciptakan Iman. Iman ini akan
menciptakan kreativitas dimana kita bertindak. Tindakan itulah yang akan
menghasilkan sesuatu yang ajaib.
Tuhan
ingin kita berkembang dan tumbuh dengan sehat, bertumbuh step by step
atau cepat, jangan sampai kita miskalkulasi / salah hitung dengan
kekuatan iman kita. Cara agar kita tidak miss-kalkulasi, kita harus
berpuisi dengan Tuhan, kerjakan dan mengalami Tuhan
Setiap
kali terima Firman, minta Rhema untuk menangkap yang Tuhan mau. Tuhan
akan bicara sampai kita mengerti. Asal kita jujur dan terbuka dan mau
terima apapun pernyataan Tuhan. Ini adalah bagian proses kita jalan
dengan Tuhan hari demi hari.
Jika kita tidak dapat rhema dan hanya kotak-katik firman Tuhan – sangat berbahaya. Karena selalu ada faktor X yang harus diperhitungkan, yaitu Tuhan sendiri.
Sikap hati kita harus selalu memperhitungkan apa yang Tuhan kehendaki (Yak 4: 15)
Jika kita beriman dan tahu bahwa itu dari Tuhan – ada ketenangan di dalam yang dari Tuhan sendiri.
Ay
25-27 Jika kita kerjakan step-step tadi, maka apapun yang kita kerjakan
akan diberkati sampai berkelimpahan. Maka ayat 27 akan terjadi: bisa
mengunjungi dan memberkati orang yang membutuhkan, dan itu adalah ibadah
yang murni dan tak bercacat.
Ada 2 macam orang tua extrim:
- Dulu susah – tidak rela anaknya bahagia
- Dulu susah – tidak boleh anaknya susah, anaknya diberkati berkelimpahan.
Tuhan adalah tipe yang kedua. Maka jangan curiga terhadap Tuhan !
Persepuluhan
adalah untuk membuka tingkat langit, menghasilkan iklim terbaik, hujan
terbaik, juga untuk menghalau segala belalang pelahap.
Tapi ini saja tidak cukup, karena tanpa menabur yang tumbuh hanya rumput
Jika kita hanya menabur, tidak ada jaminan kondisi yang baik
Maka kita perlu jaminan untuk “iklim yang baik” dengan mengembalikan persepuluhan, dan juga menabur sehingga bisa menuai buahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar