My Fathers Business
Petrus Agung
Minggu 10 Juni 2012
Pendahuluan
Ketika lawatan datang dan orang
tidak sadar Tuhan sedang kunjungi kita, suatu hari konsekuensinya akan berat.
Tuhan Yesus pernah meratapi kota
Yerusalem. Di pengadilan, Pilatus tawarkan kepada rakyat: apakah mereka memilih
supaya Pilatus membebaskan Barabas atau Yesus. Rakyat memilih Barabas, bahkan
bersumpah: “Biar kami dan anak-anak kami yang menanggung darahNya”. Perkataan ini
diucapkan secara emosional tanpa menyadari konsekuensinya. Ternyata akibatnya
mengerikan !
Sekitar 30 th kemudian dari masa
itu, sekitar 70 M, terjadi perang antara Yahudi melawan Romawi. Yerusalem
dikepung, gerbang dijebol. Penduduk Yerusalem saat itu maksimal 250 ribu orang.
Tapi sejarah sebutkan bahwa yang mati kelaparan 97 ribu, dan yang mati 1,1 juta
orang. Bagaimana mungkin ada selisih jumlah itu?
Ternyata penghancuran Yerusalem
tersebut terjadi pada waktu Paskah, saat orang Yahudi dari seluruh dunia
merayakannya di Yerusalem. Itulah sebabnya jumlah korban begitu besar.
Saat-saat yang mirip dengan saat orang Yahudi menyalibkan Yesus. Konon pada
masa itu di 1 pohon disalibkan hingga 3-4 orang, hingga pohon di Yerusalem
habis, bahkan ada yang disalibkan di tembok-tembok kota. Mereka yang dibantai
adalah mereka yang dulunya pernah berseru “Salibkan Dia” dan “Biarlah darahNya
tertanggung atas kami dan anak-anak kami”, dan juga anak-anak mereka.
Yosephus, sejarawan Yahudi yang
menyaksikan dan mencatat pembantaian Yerusalem ini berkata bahwa ada hal yang
aneh: Tidak ada satupun orang yang percaya Yesus menjadi korban
pembantaian tersebut !
Di jaman Yesus tidak satupun
muridNya berseru “Salibkan Dia” dan “Biarlah darahNya tertanggung atas kami dan
anak-anak kami”. Tuhan tahu siapa milikNya, siapa yang jadi
kepunyaanNya, Tuhan kenal kita semua satu-persatu ! Maka jangan gegabah dengan
perkataan kita, jangan suka bersumpah !
Firman
Luk 2: 41-52 – Kisah Yesus di Bait
Allah pada usia 12 tahun.
Dan
Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya,
dan
makin dikasihi oleh Allah dan manusia. And Jesus increased in wisdom and
stature, and in favour with God and man. (Luk 2: 52)
Supaya kita bisa dapatkan perkenan
Tuhan dan manusia (favour of God and man)
seperti Yesus, maka kita harus berada di mana “bisnis Bapa di surga” ada !
And
he said unto them, How is it that ye sought me?
wist
ye not that I must be about my Father's business? (Luk 2: 49)
Dalam terjemahan bahasa Inggris
“pekerjaan Bapa” diterjemahkan sebagai “my Father's business”. Artinya
bagi Tuhan harus ada keuntungan besar! Saat kita mengerjakan “my Father's
business” maka kita akan mencapai panggilan maksimal kita dan mendapatkan
jatah maksimal atas kehidupan kita yang sudah Tuhan tetapkan.
Bagaimana kita bisa mengerjakan
pekerjaan/ bisnis Bapa di Surga ?
1. Bergerak di luar kelaziman
Maria dan Yusuf kehilangan Yesus,
tapi di saat yang sama Yesus jadi berkat di Yerusalem. Maria dan Yusuf kehilangan
Yesus karena mereka bergerak dalam kelaziman (ay 42). Semua yang lazim,
yang dikerjakan berabad-abad tidak menghasilkan apapun ! Orang cenderung
berbuat sesuatu yang lazim, karena sesuatu yang tidak lazim membuat orang tidak
nyaman.
Hal yang lazim artinya hal-hal yang
juga dibuat oleh orang lain. Jika kita buat hal yang sama dengan orang lain,
kita tidak akan pernah buat sesuatu hal yang besar. Selama kita hanya melakukan
hal yang lazim, kita hanya akan jadi orang rata-rata / average. Saat
kelaziman masuk dalam kehidupan rohani, maka akan menjadi roh agamawi. Saat
kita minta ke Tuhan untuk keluar dari kelaziman, maka Tuhan akan tunjukkan
sesuatu yang baru.
Kelaziman membunuh banyak hal: kreativitas, keberanian
kita untuk melakukan hal yang baru dan berbeda, semua ide yang
masuk ke hidup kita, kesempatan dan pintu baru yang terbuka,
bahkan membiarkan kairos Tuhan lewat dari kehidupan kita!
Contoh: Ketika p Agung melewati
sebuah gereja pada hari kerja, terlihat tidak ada kegiatan apapun. Ini sangat
tidak efektif dan efisien! Karena untuk mendirikan gereja di Indonesia ijinnya
sulit, pengumpulan dana untuk pembangunannya berat. Tapi setelah semua jadi,
ternyata hanya digunakan beberapa jam dalam seminggu.
Contoh orang yang 38 th sakit di
tepi kolam Betesda. Dia tunggu di situ dan mengharap bisa lakukan yang lazim di
kolam Betesda untuk mendapat kesembuhan, sampai bahkan kata “kesembuhan”
menjadi trauma dalam hidupnya. Sampai saat Yesus datang dan sembuhkan dengan
cara yang berbeda.
Hidup kita terhenti/ stag, sebagian
besar karena kita terjebak dalam kelaziman, rutinitas agamawi yang terus
menerus.
Tak
berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu
baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! (Rat 3: 22-23)
Alkitab berkata bahwa kasih setia
Tuhan baru setiap pagi . Itu artinya Tuhan sediakan bagi kita sesuatu yang
baru, segar, fresh, dan beda dengan sebelumnya. Tuhan kita adalah Tuhan yang
sangat kreatif ! Maka Dia tidak akan nyaman dengan orang yang membosankan.
Dalam Habakuk 3 dikatakan bahwa
Tuhan kita adalah Tuhan yang melakukan perjalanan, artinya bukan Tuhan yang
menetap !
Akar permasalahan Kain dan Habil
adalah pengenalan mereka akan Tuhan. Kain bertani, artinya menetap/ stay/
tinggal. Habil penggembala, artinya selalu bergerak !
Tuhan berkata bahwa Dia adalah
gembala agung kita – bukan peternak. Kita bukan ternaknya Yesus, tapi domba
gembalaanNya. Maka setiap pagi Dia akan ajak kita jalan mencari rumput yang
hijau. Gembala harus kreatif membawa domba ke padang rumput yang hijau, karena
itu menentukan seberapa sehat domba-dombanya.
Peternakan membawa domba untuk
dikorbankan, penggembalaan membawa domba untuk jalan dan jadi semakin sehat,
sehingga domba bisa mencapai destinynya.
Yusuf dan Maria kehilangan Yesus
karena kelaziman ! Padahal nature Yesus adalah di luar kelaziman, bahkan
cara Yesus menyembuhkan orang sakit sangat kreatif dan bermacam-macam.
Cara melepaskan diri dari kelaziman
adalah dengan bergaul dengan Roh Tuhan. Digembalakan oleh Roh Tuhan membuat
kita jadi orang yang berbeda, cara pikir kita tidak lazim.
2. Punya kesadaran diri yang penuh
Kita hanya bisa jadi besar dan
mencapai destiny kita, hanya pada saat kita mencapai tingkat kesadaran diri
yang penuh tentang siapa sebenarnya diri kita ! Dan hal ini tidak tergantung
umur !
Penelitian mengatakan bahwa 90%
orang mati membawa serta semua potensinya yang tidak pernah digali, dikelola
dan dikembangkan.
Contoh: kisah telur rajawali yang
jatuh dari sarangnya dan akhirnya dierami oleh ayam. Saat bertumbuh, tubuh
luarnya rajawali, tetapi di dalamnya/ mentalnya ayam !
Di usia 12 tahun Yesus sudah
mencapai kesadaran diri! Ketika ada orang-orang berdiskusi tentang Taurat, hal
ini menarik hati Yesus, RohNya bangkit, karena Firman yang mereka bicarakan itu
adalah diriNya sendiri.
Kesadaran siapa diri kita di depan
Tuhan: bahwa kita adalah manusia roh
dan punya potensi Ilahi yang besar – ini jarang dimiliki orang Kristen.
Kesadaran yang kita miliki seringkali lebih manusiawi. Jika kita tidak sadar
diri, maka setan akan dengan mudah membisiki kita: “kamu tidak bisa apa-apa”,
“kamu terbatas”, “kamu tidak punya potensi”, dll.
Karena kita tidak mengerti siapa
sebenarnya kita di depan Tuhan, maka banyak potensi yang Tuhan beri kepada kita
– tidak kita gunakan dengan maksimal. Setan yakinkan bahwa kita tidak bisa
berbuat sesuatu yang besar.
Kenali diri kita dengan baik ! Minta
Tuhan ajari kita sehingga timbul pengenalan diri hingga ke roh kita. Lihat
bahwa ada hal besar yang Tuhan taruh dalam diri kita !
3. Memilih bergaul dengan
orang-orang yang bijaksana
And
it came to pass, that after three days they found him in the temple,
sitting
in the midst of the doctors, both hearing
them, and asking them questions
And
all that heard him were astonished at His understanding and answers (Luk
2: 46-47)
Dalam bahasa Inggris alim ulama
diterjemahkan sebagai doctors. Yesus berada di tengah-tengah kaum alim ulama,
dan Dia mendengarkan, bertanya dan menjawab.
Doktor
adalah orang yang melihat dan mengamati sekitarnya,
kemudian
melihat kebutuhan yang ada, merenungi dan memikirkannya,
kemudian
memberi solusinya.
Yesus berada di tengah “doktor”, dan
melakukan seperti “doktor” juga : mendengarkan, bertanya, gali informasi,
sampai kemudian keluar jawaban dari hidupNya !
Tuhan sering frustasi dengan kita:
kehidupan rohani OK. Maka Tuhan ingin memberkati kita, tapi terbentur oleh
keadilanNya. Karena seberapa talenta yang Tuhan beri, itu sesuai dengan
kesanggupan kita. Ketika ternyata kita tidak punya kesanggupan, Tuhan
tidak bisa berkati, karena tanpa kesanggupan maka berkat itu justru akan
mencelakakan kita. Orang yang tidak bisa mengelola uang akan dikelola uang
!
Supaya kita bisa dipercayai:
dengarkan, tanya, olah dengan roh kita dan hikmat Roh Kudus, kemudian temukan
solusinya ! Hidup kita harus punya kecerdasan dan kesanggupan untuk mengelola!
Masing-masing kita harus hitung dan ukur: bisakah kita dipercayai Tuhan ?
Didik diri kita, biarkan Tuhan latih
hidup kita, maka kita akan jadi orang yang bisa dipercayai. Semakin kita bisa
dipercayai, maka semakin besar kepercayaan Tuhan kepada kita! Semakin kita
mempersiapkan diri jadi orang yang mampu dan bisa dipercayai, maka kepercayaan
Tuhan akan semakin besar !
4. Memiliki kerendahan hati
ay 51 – Walaupun sudah menyadari
siapa sebenarnya dirinya, Yesus tetap hidup dalam asuhan orang tuaNya. Ini
adalah bentuk dari kerendahan hati.
Kerendahan hati seringkali tidak
bisa dinilai orang lain, tapi Tuhan menilai yang di dalam kita. Apapun yang
kita kerjakan di luar, nilai akhirnya ditentukan oleh apa yang di dalam kita.
Manusia cenderung senang dipuji, padahal pujian itu menjadi upah kita di bumi.
Dalam perjalanan ke Belanda p Agung
mimpi diajak Tuhan untuk melihat ibunya. Ternyata di surga ibunya berpangkat,
padahal saat di dunia tidak melakukan banyak hal. Ternyata yang diperhitungkan
Tuhan beda dengan yang manusia pikir. Tuhan lihat hati dari ibu p Agung: doa,
baca Alkitab, datang dan bicara dengan Tuhan, keprihatinan terhadap berbagai
masalah, dan bagaimana hubungan pribadi dengan Tuhan, dan semua itu tidak
pernah beliau ceritakan dan banggakan di luar.
Saat
kita berkata bahwa kita tidak butuh pengakuan manusia
dan
hanya ingin senangkan Tuhan, dan ini membuat kita puas,
maka
kita akan jadi besar di hadapan Tuhan dan manusia,
kita
akan terima favor of God and man seperti Yesus. Just hineni !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar