SHRK Maret 2012 - Hari Ke-1
"Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: 'Seorang
mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk
mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu
ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang
mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon
ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab
orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul
tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin
tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!'" - Lukas 13:6-9
Pohon ara adalah jenis pohon liar
yang sering dijumpai di pinggir jalan. Sedangkan pohon anggur tentu merupakan
pohon yang sengaja ditanam untuk dibudidayakan, dirawat dengan telaten dan
bukan ada karena tumbuh liar seperti pohon ara. Lalu mengapa sampai Tuhan Yesus
menggambarkan perumpamaan yang sangat ganjil bahwa ada pohon ara yang liar di
tengah kebun anggur yang terawat? Siapakah pohon ara itu? Apa atau siapakah
kebun anggur itu?
Demikianlah situasi perumpamaan ini
ditafsirkan, bahwa pohon ara itu telah ada sebelum kebun anggur itu ada, lalu
datanglah Bapa membeli sebidang tanah kosong di mana pohon ara itu ada dengan
darah Putra-Nya yang tunggal. Dan dalam kemurahan Bapa, pohon ara itu tetap
dibiarkan tumbuh bahkan TERAWAT sama dengan kebun anggur-Nya. Karena biar
bagaimana pun buah anggur lebih berharga daripada buah ara, jadi lebih
menguntungkan bagi pemilik kebun anggur untuk memanfaatkan secara optimal lahan
tersebut dengan menanam pohon anggur yang lain daripada membiarkan pohon ara
itu tumbuh. Pohon ara yang liar dengan tanah kosong di sekitarnya ialah
diri kita yang dibeli lunas oleh Bapa dengan darah Putra-Nya dan dengan segala
kemuliaan Bapa, hidup kita yang kosong diubah menjadi begitu indah dan mulia
seperti tanah yang kosong diubah menjadi kebun anggur.
Namun Bapa menghendaki kita berbuah,
sama seperti pohon ara itu dikehendaki berbuah. Karena Bapa telah mengangkat
derajat dan martabat kita dari seorang "pohon ara" yang liar dan
tidak terawat menjadi sama dengan kebun anggur yang indah terawat.
"Hiram,
raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, tukang-tukang
kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud. Lalu tahulah
Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan telah
mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umat-Nya." - 2
Samuel 5:11-12
Daud adalah seorang yang luar biasa, pahlawan yang gagah
berani, pemazmur yang manis, raja yang dicintai, namun ia sadar sepenuhnya
bahwa ia hanyalah pohon ara yang liar yang dibiarkan tumbuh di tengah umat-Nya,
Israel, yang adalah gambaran kebun anggur Bapa. Dengan demikian Firman hari
ini hendak berkata bahwa keberadaan kita hanyalah pohon ara yang liar yang
kapanpun dapat ditebang oleh Iblis, namun dalam kemurahan-Nya kita dibeli
lunas, dibiarkan tetap tumbuh bahkan dikelilingi oleh keindahan kebun
anggur-Nya. Rendahkanlah diri kita, menjadi semakin tahu diri dan sadar
seperti Daud menyadari bahwa hanya karena Tuhanlah kita ada seperti saat ini.
Namun tetap Dia menuntut kita berbuah menjadi manfaat bagi Kerajaan-Nya dan
bukan sekedar menikmati berkat-berkat-Nya saja.
SHRK Maret 2012 - Hari Ke-2 Vol. 1
Hebron: Sebuah Asosiasi Strategis Di
Masa Transisi
"Kemudian
bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: 'Apakah aku harus pergi ke salah satu
kota di Yehuda?' Firman TUHAN kepadanya: 'Pergilah.' Lalu kata Daud: 'Ke
mana aku pergi?' Firman-Nya: 'Ke Hebron.'" - 2 Samuel 2:1
"Sesudah
itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di
sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan." - Kejadian
23:19
"Itulah
sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu,
sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan
sepenuh hati." –
Yosua 14:14
"Peperangan
antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut; Daud kian lama kian
kuat, sedang keluarga Saul kian lama kian lemah. Di Hebron lahirlah bagi
Daud anak-anak lelaki. Anak sulungnya ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan
Yizreel; anaknya yang kedua ialah Kileab, dari Abigail, bekas isteri Nabal,
orang Karmel; yang ketiga ialah Absalom, anak dari Maakha, anak perempuan
Talmai raja Gesur; yang keempat ialah Adonia, anak dari Hagit; yang kelima
ialah Sefaca, anak Abital; dan yang keenam ialah Yitream, dari Egla, isteri
Daud. Semuanya ini dilahirkan bagi Daud di Hebron." - 2 Samuel
3:1-5
Hebron (secara harafiah artinya
asosiasi / rekanan / kemitraan) merupakan daerah yang teristimewa di Tanah
Perjanjian. Abraham yang menerima perjanjian
dan Tanah Perjanjian yang dari Tuhan dan atas petunjuk Roh Tuhan, Abraham
mengesahkan perjanjian dan Tanah Perjanjian tersebut sampai turun temurun di
Hebron. Begitu juga Kaleb bin Yefune, ketika mengklaim "hadiah" atas
keputusan imannya untuk tetap percaya kepada Tuhan maka Kaleb memilih Hebron
untuk menjadi milik pusakanya. Dan juga Daud atas petunjuk Tuhan maka ia
menetap di Hebron untuk menjadi raja atas Yehuda sebelum menjadi raja atas
seluruh Israel.
Saat itu adalah masa transisi dari
pemerintahan Saul kepada pemerintahan Daud. Dan bagaimana pun Isyboset bin Saul
ingin menjadi raja menggantikan ayahnya, padahal seluruh Israel tahu bahwa
Samuel dan Saul telah menunjuk Daud sebagai raja yang berikutnya. Tuhan
berbicara tentang peran Hebron pada masa transisi karena saat-saat ini, Gereja
dan dunia sedang di lembah penentuan, dan penting bagi kita sebagai umat-Nya
untuk memilih kepada siapa kita berasosiasi. Jika bukan karena tinggal di
Hebron, tidak mungkin bagi Daud untuk bisa memperkuat kedudukannya sekaligus
memiliki anak-anak lelaki dalam keadaan damai. Jika Daud memilih sendiri kota
yang akan ia tuju TANPA petunjuk Tuhan, tidak mungkin pada akhirnya ia dapat
memerintah dengan kedaulatan utuh atas seluruh Israel. Karena dengan tinggal di
Hebron, Tuhan seperti hendak berkata,
"Hanya
di dalam PERJANJIAN DENGAN AKU maka kamu akan mewarisi seluruh negeri dan
menerima penggenapan janji-Ku secara utuh. Kamu tidak bisa menerima penggenapan
janji-Ku dengan kekuatanmu sendiri!"
4 Hal Penting Di Lembah Penentuan
2012 (2 Samuel 5)
Maka
datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud
mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian
mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel." - ayat 3.
Ketika Saul diangkat menjadi raja,
dan seluruh Israel mendukungnya, tidak ada yang dilakukan Saul selain pulang ke
rumahnya. Sedangkan Daud langsung menghadapkan seluruhnya kepada Tuhan dan
membuat perjanjian dengan-Nya karena Daud sadar bahwa tanpa covenant
atau jaminan yang dari Tuhan, maka kerajaannya tidak akan kokoh seperti yang
dikehendaki-Nya.
"Tetapi
Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Daud telah berkata pada
waktu itu: 'Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk
melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan
orang-orang buta.' Sebab itu orang berkata: 'Orang-orang buta dan orang-orang
timpang tidak boleh masuk bait.'" - ayat 7-8.
Jalan untuk menuju puncak selalu bukan jalan
yang mudah bahkan jalan tersebut sangat sulit, banyak jebakan dan dihindari
banyak orang. Saluran air adalah saluran pembuangan tempat kotoran seluruh
penduduk kota ada. Namun inilah jalan untuk memperebutkan Yerusalem pada waktu
itu. Bukankah Yusuf menjadi penguasa dunia di Mesir dengan melalui jalan
perbudakan, sementara Gereja-Nya hendak diangkat Tuhan untuk menjadi
Yusuf-Yusuf akhir zaman yang juga memberi makan dunia.
"Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada
Daud dan kayu alas, tukang-tukang
kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud. Lalu
tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan
telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umat-Nya." -
ayat 11-12.
Daud tidak mengangkat dirinya
sendiri sebagai raja, ia membiarkan segala sesuatunya dalam pengaturan Tuhan. Raja Hiram telah dua kali membangun istana, yang pertama
untuk raja Daud dan yang kedua untuk raja Salomo. Namun hanya kepada Daud,
Hiram mendirikan istana baginya TANPA diminta Daud. Sedangkan Salomo meminta
kepada Hiram untuk juga membangunkan istana baginya.
"Bertanyalah
Daud kepada TUHAN: 'Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan
Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?' TUHAN menjawab Daud: 'Majulah,
sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.'" -
ayat 19. "Maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab:
'Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang
mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon
kertau.'" - ayat 23.
Daud adalah seorang pahlawan yang gagah berani
dengan segudang prestasi yang luar biasa. Keahliannya berperang sangat hebat. Namun
ia tetap mengandalkan Tuhan dan dalam setiap langkah ia meminta dan mengikuti dengan
TEPAT semua petunjuk Tuhan. Tidak peduli seberapa banyak pengalaman kita,
seberapa hebat prestasi kita bahkan dalam bidang yang kita kuasai sejak lama,
tetaplah meminta dan mentaati petunjuk-Nya. Dan jangan mengandalkan kekuatan
kita sendiri.
SHRK Maret 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2
2012: Protokoler Tanpa Toleransi Keteledoran
"Ketika
mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan
tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu
tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh
dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut
Allah itu. Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza
demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang. Pada
waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya:
'Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?' Sebab itu Daud tidak
mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi
Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat
itu." - 2 Samuel 6:6-10
Kata Nakhon berarti dipersiapkan.
Jadi ketahuilah bahwa kita sebagai Gereja-Nya sedang dipersiapkan untuk masuk
dalam Masa Daud dan Salomo. Dan di dalam masa persiapan atau masa transisi ini
janganlah kita teledor! Karena keteledoran dapat berakibat fatal bahkan tragis.
Bukankah Musa akhirnya tidak dapat masuk Tanah Perjanjian karena keteledorannya
di padang gurun (masa transisi)?
Mazmur
106:32-33 - "Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena
celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor
dengan kata-katanya."
Tuhan tidak menghendaki Daud teledor
seperti hamba-Nya Musa di padang gurun, namun Ia ingin mendidik Daud untuk
memahami protokoler-Nya terutama berkenaan dengan Tabut Allah. Daud memahami
Tuhan sebagai kekasih jiwanya, gembalanya, sahabatnya, namun saat itu ia belum
memahami Tuhan sebagai Raja yang memiliki protokoler sedemikian rupa yang ketat
dan tidak bisa dilanggar.
Situasi tidak akan semakin mudah dan
2012 dan seterusnya akan semakin berat. Tuhan menghendaki Gereja-Nya untuk
tetap waspada dan tidak teledor. Miliki hati hamba dan tidak menjadi marah
ketika sesuatu yang buruk bisa saja terjadi kapan pun atas kita. Karena
kemarahan pada akhirnya mendatangkan akibat yang buruk.
Perhatikan reaksi Daud ketika Tuhan
menegakkan protokoler-Nya atas Uza. Pertama Daud menjadi marah, ini bukan suatu
kemarahan yang benar, ini kemarahan yang mirip dengan kemarahan Musa dulu. Lalu
Daud menjadi takut kepada Tuhan, ini bukan takut akan Tuhan yang benar. Namun
ini takut yang berupa trauma karena selanjutnya Daud menolak untuk membawa
Tabut Allah, sebelum akhirnya ia MENYIMPANGKANNYA ke rumah Obed-Edom. Jadi
keteledoran yang tidak ditanggulangi, yang terus dibiarkan maka ujungnya akan
membawa kita kepada penyimpangan dari kehendak-Nya yang sempurna dan akhirnya
tidak mencapai destiny kita.
SHRK Maret 2012 - Hari Ke-3
Jemaat Laodikia: Jemaat Raja-Raja
Yang Memerintah
"Dan
tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: ... Karena engkau
berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan
apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang,
miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau
membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi
kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya
engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu
relakanlah hatimu dan bertobatlah! ... Barangsiapa menang, ia akan
Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah
menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya." -
Wahyu 3:14-20
Ini adalah Masa Raja- Raja-Nya
memerintah menjelang kedatangan-Nya yang ke-2 sebagai Raja di atas segala raja.
Jadi Gereja-Nya di akhir zaman ini adalah tipe dari Jemaat Laodikia. Dan kepada
jenis jemaat ini Tuhan tidak memerintah maupun memaksa melainkan menasihatkan
karena tujuan akhir dari jemaat ini adalah mencapai kedewasaan Kristus untuk
memerintah bersama dengan-Nya.
Perihal memerintah bersama dengan
Tuhan merupakan warisan ilahi yang tertinggi dan perihal warisan ilahi memiliki
protokoler tertentu karena tanpa memenuhi protokoler tersebut maka warisan itu
tidak dapat diterima dan kita tidak mendapati penggenapan akan janji-janji-Nya.
Protokoler Yang Berlaku Di Tiga
Tempat
Protokoler untuk menerima warisan
ilahi memiliki pola yang terdiri dari dua bagian yaitu kematian (daging) dan
pembayaran harga. Dan hal ini dibuktikan dari berbagai kejadian di 3 wilayah
dimana Tuhan membuktikan bahwa protokoler-Nya memang berlaku dan warisan dari
janji-janji-Nya digenapi. Dapatkah kita bayangkan bahwa Tanah Perjanjian yang
dahulu hanya dihuni oleh keluarga Abraham sekian ratus tahun kemudian
benar-benar terealisasi menjadi milik pusaka keturunannya? Dan setelah
mengalami masa pembuangan puluhan tahun, Tanah Perjanjian itu tetap menjadi
wilayah kedaulatan Israel. Bahkan setelah hampir 2.000 tahun bangsa Israel
"dibubarkan" pada masa pemerintahan Romawi (tahun 70 Masehi), bangsa
Israel tetap dapat memiliki wilayah kedaulatan yang sama dan kembali menjadi
sebuah negara republik dan dinyatakan berdaulat penuh pada tahun 1948. Jika
bukan karena covenant atau perjanjian dengan Tuhan, tidak akan mungkin
hal itu terjadi.
Jadi demikianlah warisan ilahi itu
menjadi kuat dan digenapi sesuai dengan kehendak-Nya yang sempurna:
Sikhem
"Berfirmanlah
TUHAN kepada Abram: 'Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari
rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; ... Abram
berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni
pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. Ketika
itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: 'Aku akan memberikan
negeri ini kepada keturunanmu.' Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN
yang telah menampakkan diri kepadanya." - Kejadian 12:1-7
"Lalu
pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita; mayat
mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli
Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di
Sikhem." - Kisah Para Rasul 7:15-16
Ini adalah kali pertama Abraham
berjumpa dengan Tuhan dan karena Firman-Nya, Abram tiba di Sikhem. Dan di
Sikhem, Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Abraham dan berjanji memberikan
negeri. Namun Abraham tidak mungkin bisa mendirikan mezbah jika ia tidak
memiliki tanahnya. Stefanus oleh pewahyuan Roh Kudus menyungkapkan suatu
rahasia bahwa sesungguhnya tanah di Sikhem itu dibeli Abraham dan menjadi
pekuburan Yakub. Ada kematian dan ada harga yang dibayar.
"Dalam
perjalanannya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem,
di tanah Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu. Kemudian dibelinyalah
dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia memasang
kemahnya, dengan harga seratus kesita. Ia mendirikan mezbah di situ dan
dinamainya itu: 'Allah Israel ialah Allah.'" - Kejadian 33:18-20
Kembalinya Yakub dari Padan-Aram ke
Sikhem sungguh mengulang persis apa yang dilakukan Abraham sekitar 100 tahun
sebelumnya. Abraham dan Yakub sama-sama datang ke Sikhem dari Padan-Aram,
mereka sama-sama membeli sebidang tanah dari anak-anak Hemor bahkan mereka
sama-sama mendirikan mezbah bagi Tuhan di sana. Jadi Sikhem bahkan dua kali
dibayar oleh Abraham dan keturunannya.
Hebron
"Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya;
itulah umur Sara. Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di
tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. ... Jawab Efron
kepada Abraham: 'Tuanku, dengarkanlah aku: sebidang tanah dengan harga empat
ratus syikal perak, apa artinya itu bagi kita? Kuburkan sajalah isterimu yang
mati itu.' Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak
untuk Efron, sebanyak yang dimintanya dengan didengar oleh bani Het itu, empat
ratus syikal perak, seperti yang berlaku di antara para saudagar. ... Sesudah
itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu,
di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan." - Kejadian 23:1-16
Hebron pun bagian dari milik pusaka
dan warisan ilahi yang akhirnya genap dimiliki umat Israel dengan pola yang
sama yaitu kematian dalam hal ini Sarah yang bahkan juga menjadi pekuburan
Abraham dari moyang lainnya dan dengan harga yang dibayar sesuai dengan yang
berlaku di antara para saudagar (harga pasar BUKAN harga discount).
Belakangan hebron mejadi milik pusaka Kaleb bin Yefune dan tempat Daud mulai
mengokohkan kerajaannya.
Gunung Moria
"Salomo mulai
mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan
diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat
pengirikan Ornan, orang Yebus itu." - 2 Tawarikh 1
Bait Allah yang didirikan Salomo
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bait Salomo dikehendaki Tuhan didirikan
di Gunung Moria. Mengapa di Gunung Moria akhirnya janji Tuhan kepada Daud dapat
digenapi? Hal itu karena sekian ribu tahun sebelumnya telah terjadi kematian
daging baik bagi Abraham maupun Ishak yang menggambarkan secara profetik
bagaimana akhirnya Bapa mengorbankan Putra-Nya yang tunggal - Yesus Kristus.
Dan tanah di Gunung Moria itu telah sempat dibeli Daud dan
dibayar lunas dari Arauna (nama lain dari Ornan).
"Bertanyalah Arauna: 'Mengapa tuanku raja datang kepada
hambanya ini?' Jawab Daud: 'Untuk membeli tempat pengirikan ini dari padamu
dengan maksud mendirikan mezbah bagi TUHAN, supaya tulah ini berhenti menimpa
rakyat.' ... Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: 'Bukan begitu, melainkan aku
mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku tidak mau
mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku,
korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.' Sesudah itu Daud membeli
tempat pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh syikal perak.
Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran
dan korban keselamatan. Maka TUHAN mengabulkan
doa untuk negeri itu, dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel." - 2
Samuel 24:21-25.
Polanya
selalu sama, Gunung Moria dapat memiliki Bait Salomo setelah ada kematian dari
Abraham dan Ishak dan harga yang dibayar oleh Daud.
Jadi baik di Sikhem, di Hebron maupun di Gunung Moria, semua
telah mencapai puncak penggenapan janji dan menerima warisan ilahi dengan
memberikan kematian (daging) dan pembayaran harga sebagai protokoler yang
berlaku secara terpola dari Tuhan sendiri. Demikian juga hal ini berlaku
bagi kita untuk menerima warisan ilahi adalah dengan mempersembahkan hidup kita
seutuhnya dan membayar semua harga yang dibutuhkan untuk mejadi murid-Nya yang
sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar