Senin, 15 Oktober 2012

SHRK Maret 2012



SHRK Maret 2012 - Hari Ke-1

 

"Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: 'Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!'" - Lukas 13:6-9

Pohon ara adalah jenis pohon liar yang sering dijumpai di pinggir jalan. Sedangkan pohon anggur tentu merupakan pohon yang sengaja ditanam untuk dibudidayakan, dirawat dengan telaten dan bukan ada karena tumbuh liar seperti pohon ara. Lalu mengapa sampai Tuhan Yesus menggambarkan perumpamaan yang sangat ganjil bahwa ada pohon ara yang liar di tengah kebun anggur yang terawat? Siapakah pohon ara itu? Apa atau siapakah kebun anggur itu?


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgB1huHNyn5uHN4uwquVqBKgr6fuLzXFvrG-v6xUYOEYwmesAEEpyApypTayuk9RGa966pp4T5lPdgb7TZrfwHsE_gzHcFfr4skpNwqwDEW-M_sKshPA39jYMjrQJHOmeffYpwOqaFclzP/s1600/fig-tree.jpgDemikianlah situasi perumpamaan ini ditafsirkan, bahwa pohon ara itu telah ada sebelum kebun anggur itu ada, lalu datanglah Bapa membeli sebidang tanah kosong di mana pohon ara itu ada dengan darah Putra-Nya yang tunggal. Dan dalam kemurahan Bapa, pohon ara itu tetap dibiarkan tumbuh bahkan TERAWAT sama dengan kebun anggur-Nya. Karena biar bagaimana pun buah anggur lebih berharga daripada buah ara, jadi lebih menguntungkan bagi pemilik kebun anggur untuk memanfaatkan secara optimal lahan tersebut dengan menanam pohon anggur yang lain daripada membiarkan pohon ara itu tumbuh. Pohon ara yang liar dengan tanah kosong di sekitarnya ialah diri kita yang dibeli lunas oleh Bapa dengan darah Putra-Nya dan dengan segala kemuliaan Bapa, hidup kita yang kosong diubah menjadi begitu indah dan mulia seperti tanah yang kosong diubah menjadi kebun anggur.


Namun Bapa menghendaki kita berbuah, sama seperti pohon ara itu dikehendaki berbuah. Karena Bapa telah mengangkat derajat dan martabat kita dari seorang "pohon ara" yang liar dan tidak terawat  menjadi sama dengan kebun anggur yang indah terawat.

"Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud. Lalu tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umat-Nya." - 2 Samuel 5:11-12

Daud adalah seorang yang luar biasa, pahlawan yang gagah berani, pemazmur yang manis, raja yang dicintai, namun ia sadar sepenuhnya bahwa ia hanyalah pohon ara yang liar yang dibiarkan tumbuh di tengah umat-Nya, Israel, yang adalah gambaran kebun anggur Bapa. Dengan demikian Firman hari ini hendak berkata bahwa keberadaan kita hanyalah pohon ara yang liar yang kapanpun dapat ditebang oleh Iblis, namun dalam kemurahan-Nya kita dibeli lunas, dibiarkan tetap tumbuh bahkan dikelilingi oleh keindahan kebun anggur-Nya. Rendahkanlah diri kita, menjadi semakin tahu diri dan sadar seperti Daud menyadari bahwa hanya karena Tuhanlah kita ada seperti saat ini. Namun tetap Dia menuntut kita berbuah menjadi manfaat bagi Kerajaan-Nya dan bukan sekedar menikmati berkat-berkat-Nya saja.

SHRK Maret 2012 - Hari Ke-2 Vol. 1


Hebron: Sebuah Asosiasi Strategis Di Masa Transisi

"Kemudian bertanyalah Daud kepada TUHAN, katanya: 'Apakah aku harus pergi ke salah satu kota di Yehuda?' Firman TUHAN kepadanya: 'Pergilah.' Lalu kata Daud: 'Ke mana aku pergi?' Firman-Nya: 'Ke Hebron.'" - 2 Samuel 2:1

"Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan." - Kejadian 23:19

"Itulah sebabnya Hebron menjadi milik pusaka Kaleb bin Yefune, orang Kenas itu, sampai sekarang ini, karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati." –
 Yosua 14:14

"Peperangan antara keluarga Saul dan keluarga Daud berlarut-larut; Daud kian lama kian kuat, sedang keluarga Saul kian lama kian lemah. Di Hebron lahirlah bagi Daud anak-anak lelaki. Anak sulungnya ialah Amnon, dari Ahinoam, perempuan Yizreel; anaknya yang kedua ialah Kileab, dari Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel; yang ketiga ialah Absalom, anak dari Maakha, anak perempuan Talmai raja Gesur; yang keempat ialah Adonia, anak dari Hagit; yang kelima ialah Sefaca, anak Abital; dan yang keenam ialah Yitream, dari Egla, isteri Daud. Semuanya ini dilahirkan bagi Daud di Hebron." - 2 Samuel 3:1-5
Hebron (secara harafiah artinya asosiasi / rekanan / kemitraan) merupakan daerah yang teristimewa di Tanah Perjanjian. Abraham yang menerima perjanjian dan Tanah Perjanjian yang dari Tuhan dan atas petunjuk Roh Tuhan, Abraham mengesahkan perjanjian dan Tanah Perjanjian tersebut sampai turun temurun di Hebron. Begitu juga Kaleb bin Yefune, ketika mengklaim "hadiah" atas keputusan imannya untuk tetap percaya kepada Tuhan maka Kaleb memilih Hebron untuk menjadi milik pusakanya. Dan juga Daud atas petunjuk Tuhan maka ia menetap di Hebron untuk menjadi raja atas Yehuda sebelum menjadi raja atas seluruh Israel.

Saat itu adalah masa transisi dari pemerintahan Saul kepada pemerintahan Daud. Dan bagaimana pun Isyboset bin Saul ingin menjadi raja menggantikan ayahnya, padahal seluruh Israel tahu bahwa Samuel dan Saul telah menunjuk Daud sebagai raja yang berikutnya. Tuhan berbicara tentang peran Hebron pada masa transisi karena saat-saat ini, Gereja dan dunia sedang di lembah penentuan, dan penting bagi kita sebagai umat-Nya untuk memilih kepada siapa kita berasosiasi. Jika bukan karena tinggal di Hebron, tidak mungkin bagi Daud untuk bisa memperkuat kedudukannya sekaligus memiliki anak-anak lelaki dalam keadaan damai. Jika Daud memilih sendiri kota yang akan ia tuju TANPA petunjuk Tuhan, tidak mungkin pada akhirnya ia dapat memerintah dengan kedaulatan utuh atas seluruh Israel. Karena dengan tinggal di Hebron, Tuhan seperti hendak berkata,

"Hanya di dalam PERJANJIAN DENGAN AKU maka kamu akan mewarisi seluruh negeri dan menerima penggenapan janji-Ku secara utuh. Kamu tidak bisa menerima penggenapan janji-Ku dengan kekuatanmu sendiri!"



4 Hal Penting Di Lembah Penentuan 2012 (2 Samuel 5)
Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel." - ayat 3.

Ketika Saul diangkat menjadi raja, dan seluruh Israel mendukungnya, tidak ada yang dilakukan Saul selain pulang ke rumahnya. Sedangkan Daud langsung menghadapkan seluruhnya kepada Tuhan dan membuat perjanjian dengan-Nya karena Daud sadar bahwa tanpa covenant atau jaminan yang dari Tuhan, maka kerajaannya tidak akan kokoh seperti yang dikehendaki-Nya.

"Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud. Daud telah berkata pada waktu itu: 'Siapa yang hendak memukul kalah orang Yebus, haruslah ia masuk melalui saluran air itu; hati Daud benci kepada orang-orang timpang dan orang-orang buta.' Sebab itu orang berkata: 'Orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk bait.'" - ayat 7-8.

 Jalan untuk menuju puncak selalu bukan jalan yang mudah bahkan jalan tersebut sangat sulit, banyak jebakan dan dihindari banyak orang. Saluran air adalah saluran pembuangan tempat kotoran seluruh penduduk kota ada. Namun inilah jalan untuk memperebutkan Yerusalem pada waktu itu. Bukankah Yusuf menjadi penguasa dunia di Mesir dengan melalui jalan perbudakan, sementara Gereja-Nya hendak diangkat Tuhan untuk menjadi Yusuf-Yusuf akhir zaman yang juga memberi makan dunia.

"Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud. Lalu tahulah Daud, bahwa TUHAN telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umat-Nya." - ayat 11-12.

Daud tidak mengangkat dirinya sendiri sebagai raja, ia membiarkan segala sesuatunya dalam pengaturan Tuhan. Raja Hiram telah dua kali membangun istana, yang pertama untuk raja Daud dan yang kedua untuk raja Salomo. Namun hanya kepada Daud, Hiram mendirikan istana baginya TANPA diminta Daud. Sedangkan Salomo meminta kepada Hiram untuk juga membangunkan istana baginya.

"Bertanyalah Daud kepada TUHAN: 'Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?' TUHAN menjawab Daud: 'Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu.'" - ayat 19. "Maka bertanyalah Daud kepada TUHAN, dan Ia menjawab: 'Janganlah maju, tetapi buatlah gerakan lingkaran sampai ke belakang mereka, sehingga engkau dapat menyerang mereka dari jurusan pohon-pohon kertau.'" - ayat 23.

 Daud adalah seorang pahlawan yang gagah berani dengan segudang prestasi yang luar biasa. Keahliannya berperang sangat hebat. Namun ia tetap mengandalkan Tuhan dan dalam setiap langkah ia meminta dan mengikuti dengan TEPAT semua petunjuk Tuhan. Tidak peduli seberapa banyak pengalaman kita, seberapa hebat prestasi kita bahkan dalam bidang yang kita kuasai sejak lama, tetaplah meminta dan mentaati petunjuk-Nya. Dan jangan mengandalkan kekuatan kita sendiri.


SHRK Maret 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2


2012: Protokoler Tanpa Toleransi Keteledoran
"Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu. Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang. Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada TUHAN, lalu katanya: 'Bagaimana tabut TUHAN itu dapat sampai kepadaku?' Sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu." - 2 Samuel 6:6-10

Kata Nakhon berarti dipersiapkan. Jadi ketahuilah bahwa kita sebagai Gereja-Nya sedang dipersiapkan untuk masuk dalam Masa Daud dan Salomo. Dan di dalam masa persiapan atau masa transisi ini janganlah kita teledor! Karena keteledoran dapat berakibat fatal bahkan tragis. Bukankah Musa akhirnya tidak dapat masuk Tanah Perjanjian karena keteledorannya di padang gurun (masa transisi)?

Mazmur 106:32-33 - "Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya."

Tuhan tidak menghendaki Daud teledor seperti hamba-Nya Musa di padang gurun, namun Ia ingin mendidik Daud untuk memahami protokoler-Nya terutama berkenaan dengan Tabut Allah. Daud memahami Tuhan sebagai kekasih jiwanya, gembalanya, sahabatnya, namun saat itu ia belum memahami Tuhan sebagai Raja yang memiliki protokoler sedemikian rupa yang ketat dan tidak bisa dilanggar.
Situasi tidak akan semakin mudah dan 2012 dan seterusnya akan semakin berat. Tuhan menghendaki Gereja-Nya untuk tetap waspada dan tidak teledor. Miliki hati hamba dan tidak menjadi marah ketika sesuatu yang buruk bisa saja terjadi kapan pun atas kita. Karena kemarahan pada akhirnya mendatangkan akibat yang buruk.

Perhatikan reaksi Daud ketika Tuhan menegakkan protokoler-Nya atas Uza. Pertama Daud menjadi marah, ini bukan suatu kemarahan yang benar, ini kemarahan yang mirip dengan kemarahan Musa dulu. Lalu Daud menjadi takut kepada Tuhan, ini bukan takut akan Tuhan yang benar. Namun ini takut yang berupa trauma karena selanjutnya Daud menolak untuk membawa Tabut Allah, sebelum akhirnya ia MENYIMPANGKANNYA ke rumah Obed-Edom. Jadi keteledoran yang tidak ditanggulangi, yang terus dibiarkan maka ujungnya akan membawa kita kepada penyimpangan dari kehendak-Nya yang sempurna dan akhirnya tidak mencapai destiny kita.


SHRK Maret 2012 - Hari Ke-3

Jemaat Laodikia: Jemaat Raja-Raja Yang Memerintah

"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: ... Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! ... Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya." - Wahyu 3:14-20


Ini adalah Masa Raja- Raja-Nya memerintah menjelang kedatangan-Nya yang ke-2 sebagai Raja di atas segala raja. Jadi Gereja-Nya di akhir zaman ini adalah tipe dari Jemaat Laodikia. Dan kepada jenis jemaat ini Tuhan tidak memerintah maupun memaksa melainkan menasihatkan karena tujuan akhir dari jemaat ini adalah mencapai kedewasaan Kristus untuk memerintah bersama dengan-Nya.


Perihal memerintah bersama dengan Tuhan merupakan warisan ilahi yang tertinggi dan perihal warisan ilahi memiliki protokoler tertentu karena tanpa memenuhi protokoler tersebut maka warisan itu tidak dapat diterima dan kita tidak mendapati penggenapan akan janji-janji-Nya.


Protokoler Yang Berlaku Di Tiga Tempat


Protokoler untuk menerima warisan ilahi memiliki pola yang terdiri dari dua bagian yaitu kematian (daging) dan pembayaran harga. Dan hal ini dibuktikan dari berbagai kejadian di 3 wilayah dimana Tuhan membuktikan bahwa protokoler-Nya memang berlaku dan warisan dari janji-janji-Nya digenapi. Dapatkah kita bayangkan bahwa Tanah Perjanjian yang dahulu hanya dihuni oleh keluarga Abraham sekian ratus tahun kemudian benar-benar terealisasi menjadi milik pusaka keturunannya? Dan setelah mengalami masa pembuangan puluhan tahun, Tanah Perjanjian itu tetap menjadi wilayah kedaulatan Israel. Bahkan setelah hampir 2.000 tahun bangsa Israel "dibubarkan" pada masa pemerintahan Romawi (tahun 70 Masehi), bangsa Israel tetap dapat memiliki wilayah kedaulatan yang sama dan kembali menjadi sebuah negara republik dan dinyatakan berdaulat penuh pada tahun 1948. Jika bukan karena covenant atau perjanjian dengan Tuhan, tidak akan mungkin hal itu terjadi.


Jadi demikianlah warisan ilahi itu menjadi kuat dan digenapi sesuai dengan kehendak-Nya yang sempurna:
Sikhem



"Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: 'Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; ... Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: 'Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.' Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya." - Kejadian 12:1-7

"Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita; mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem." - Kisah Para Rasul 7:15-16

Ini adalah kali pertama Abraham berjumpa dengan Tuhan dan karena Firman-Nya, Abram tiba di Sikhem. Dan di Sikhem, Tuhan menampakkan diri-Nya kepada Abraham dan berjanji memberikan negeri. Namun Abraham tidak mungkin bisa mendirikan mezbah jika ia tidak memiliki tanahnya. Stefanus oleh pewahyuan Roh Kudus menyungkapkan suatu rahasia bahwa sesungguhnya tanah di Sikhem itu dibeli Abraham dan menjadi pekuburan Yakub. Ada kematian dan ada harga yang dibayar.

"Dalam perjalanannya dari Padan-Aram sampailah Yakub dengan selamat ke Sikhem, di tanah Kanaan, lalu ia berkemah di sebelah timur kota itu. Kemudian dibelinyalah dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, sebidang tanah, tempat ia memasang kemahnya, dengan harga seratus kesita. Ia mendirikan mezbah di situ dan dinamainya itu: 'Allah Israel ialah Allah.'" - Kejadian 33:18-20

Kembalinya Yakub dari Padan-Aram ke Sikhem sungguh mengulang persis apa yang dilakukan Abraham sekitar 100 tahun sebelumnya. Abraham dan Yakub sama-sama datang ke Sikhem dari Padan-Aram, mereka sama-sama membeli sebidang tanah dari anak-anak Hemor bahkan mereka sama-sama mendirikan mezbah bagi Tuhan di sana. Jadi Sikhem bahkan dua kali dibayar oleh Abraham dan keturunannya.

Hebron

"Sara hidup seratus dua puluh tujuh tahun lamanya; itulah umur Sara. Kemudian matilah Sara di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah Kanaan, lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. ... Jawab Efron kepada Abraham: 'Tuanku, dengarkanlah aku: sebidang tanah dengan harga empat ratus syikal perak, apa artinya itu bagi kita? Kuburkan sajalah isterimu yang mati itu.' Lalu Abraham menerima usul Efron, maka ditimbangnyalah perak untuk Efron, sebanyak yang dimintanya dengan didengar oleh bani Het itu, empat ratus syikal perak, seperti yang berlaku di antara para saudagar. ... Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan." - Kejadian 23:1-16

Hebron pun bagian dari milik pusaka dan warisan ilahi yang akhirnya genap dimiliki umat Israel dengan pola yang sama yaitu kematian dalam hal ini Sarah yang bahkan juga menjadi pekuburan Abraham dari moyang lainnya dan dengan harga yang dibayar sesuai dengan yang berlaku di antara para saudagar (harga pasar BUKAN harga discount). Belakangan hebron mejadi milik pusaka Kaleb bin Yefune dan tempat Daud mulai mengokohkan kerajaannya.
Gunung Moria
"Salomo mulai mendirikan rumah TUHAN di Yerusalem di gunung Moria, di mana TUHAN menampakkan diri kepada Daud, ayahnya, di tempat yang ditetapkan Daud, yakni di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu." - 2 Tawarikh 1

Bait Allah yang didirikan Salomo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bait Salomo dikehendaki Tuhan didirikan di Gunung Moria. Mengapa di Gunung Moria akhirnya janji Tuhan kepada Daud dapat digenapi? Hal itu karena sekian ribu tahun sebelumnya telah terjadi kematian daging baik bagi Abraham maupun Ishak yang menggambarkan secara profetik bagaimana akhirnya Bapa mengorbankan Putra-Nya yang tunggal - Yesus Kristus.
Dan tanah di Gunung Moria itu telah sempat dibeli Daud dan dibayar lunas dari Arauna (nama lain dari Ornan).

"Bertanyalah Arauna: 'Mengapa tuanku raja datang kepada hambanya ini?' Jawab Daud: 'Untuk membeli tempat pengirikan ini dari padamu dengan maksud mendirikan mezbah bagi TUHAN, supaya tulah ini berhenti menimpa rakyat.' ... Tetapi berkatalah raja kepada Arauna: 'Bukan begitu, melainkan aku mau membelinya dari padamu dengan membayar harganya, sebab aku tidak mau mempersembahkan kepada TUHAN, Allahku, korban bakaran dengan tidak membayar apa-apa.' Sesudah itu Daud membeli tempat pengirikan dan lembu-lembu itu dengan harga lima puluh syikal perak. Lalu Daud mendirikan di sana mezbah bagi TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Maka TUHAN mengabulkan doa untuk negeri itu, dan tulah itu berhenti menimpa orang Israel." - 2 Samuel 24:21-25.

Polanya selalu sama, Gunung Moria dapat memiliki Bait Salomo setelah ada kematian dari Abraham dan Ishak dan harga yang dibayar oleh Daud.
Jadi baik di Sikhem, di Hebron maupun di Gunung Moria, semua telah mencapai puncak penggenapan janji dan menerima warisan ilahi dengan memberikan kematian (daging) dan pembayaran harga sebagai protokoler yang berlaku secara terpola dari Tuhan sendiri. Demikian juga hal ini berlaku bagi kita untuk menerima warisan ilahi adalah dengan mempersembahkan hidup kita seutuhnya dan membayar semua harga yang dibutuhkan untuk mejadi murid-Nya yang sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar