SHRK Oktober 2012 - Hari Ke- 1
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Bangsa Israel memang dirancang Tuhan
sejak awal untuk menjadi eksklusif di antara bangsa-bangsa lain di dunia.
Mereka dipisahkan dan dididik khusus untuk menggenapi kehendak Tuhan yang
ilahi. Akibatnya bangsa Israel menjadi bagian yang minoritas, mudah tergerus
oleh berbagai budaya asing di sekitarnya dan mudah pula disusupi oleh
nilai-nilai asing yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Sifat eksklusif ini masih tetap ada
sekalipun mereka telah menerima Yesus Kristus sebagai Mesias - Anak Allah yang
hidup. Injil hanya diberitakan di antara kaum mereka sendiri sampai pada saat
Stefanus mati sebagai martir, maka penganiayaan terjadi supaya umat Tuhan ini
keluar menggenapi amanat agung untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya
dari Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi.
"Dengarkanlah
aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah
memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut
ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku
berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah
yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman
kepadaku: 'Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan
keagungan-Ku.' Tetapi aku berkata: 'Aku telah bersusah-susah dengan percuma,
dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku
terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.' Maka sekarang firman TUHAN, yang
membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan
Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya--maka aku
dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku--, firman-Nya: 'Terlalu
sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub
dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku
akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang
dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.'" - Yesaya 49:1-6
Panggilan kita bukan sekedar untuk
menjangkau kepada orang-orang dekat di sekitar kenyamanan kita, melainkan
kepada bangsa-bangsa yang jauh sampai seluruh bumi mengenal Dia. Bagi-Nya, kita
adalah anak-anak panah yang siap untuk ditempatkan jauh keluar bahkan dari zona
nyaman kita. Tidak seharusnya kita berdagang maupun berbisnis hanya di sekitar
kalangan sendiri, namun berani keluar bersaing dengan orang-orang dunia di
manapun Tuhan kehendaki untuk menjadi terang hingga kedatangan-Nya yang ke-2.
Istilah "untuk kalangan sendiri" sudah terlalu kecil, bukan kepada
mereka yang sudah terpelihara dengan baik di dalam Kristus, melainkan kepada
mereka yang sangat membutuhkan namun belum mengenal Kristus.
"Matamu akan
melihat dan kamu sendiri akan berkata: 'TUHAN maha besar sampai di luar
daerah Israel.'" - Maleakhi 1:5.
Sudah waktunya dunia di luar sana melihat betapa maha besar dan nyatanya Tuhan
itu. Inti amanat agung-Nya hanya tercantum dalam satu kata,
"Pergilah," karena Tuhan menghendaki kita percaya dan memahami bahwa
Ia sudah tidak sabar untuk menyatakan kebesaran-Nya melalui kita. Siapkah kita
untuk keluar dari zona nyaman kita ke manapun Ia kehendaki dalam
anugerah-Nya?
Ada 7 tokoh yang menerima transfer
kekayaan besar dari orang-orang fasik:
1. Abraham menerima dari Firaun
2. Ishak menerima dari pihak
Filistin
3. Yakub menerima dari Laban
4. Yusuf menerima dari seluruh Mesir
dan dunia
5. Bangsa Israel ketika keluar dari
perbudakan Mesir
6. Salomo menerima dari berbagai
kerajaan dunia
7. Siapapun yang percaya akan
menerimanya (tulis nama Anda)
Dan hampir semua yang menerima
transfer kekayaan besar ini disebabkan oleh peran seorang wanita. Abraham
menerima karena Firaun jatuh hati dengan Sara, begitu pula Ishak karena
Abimelekh jatuh hati kepada Ribka. Sedangkan Yakub menjadi begitu kaya karena
cintanya yang sedemikian rupa kepada Rahel. Yusuf dapat bertemu juru minum
Firaun di penjara karena diperkarakan oleh istri Potifar dan Salomo memperoleh
banyak kekayaan dari Ratu Syeba. Semua wanita ini membawa unta-unta kelimpahan
dalam kairos masing-masing. Siapakah "wanita-wanita" tersebut dalam
hidup kita?
SHRK Oktober 2012 - Hari Ke-2
Ev. Iin Tjipto
"Lihat, Aku
menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan
mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian
yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat
tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni
logam dan seperti sabun tukang penatu." - Maleakhi 3:1-2
Perjanjian Lama adalah firman dan
janji Allah, Perjanjian Baru adalah penggenapan dari apa yang difirmankan dan
dijanjikan sedangkan Kitab Maleakhi adalah jembatan yang berisi kunci-kunci
menuju penggenapan segalanya itu. Dari kunci-kunci yang ada, di antara
tercantum pada dua ayat pertama pasal ke-3 kitab tersebut:
1. Bahwa kitalah utusan-utusan
seperti Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi-Nya untuk kedatangan-Nya
yang terakhir. Adakah kita siap menjadi utusan-utusan-Nya di manapun Ia
kehendaki kita diutus?
2. Lawatan, gelombang pertobatan dan
kegerakan Roh-Nya akan terjadi secara mendadak dan tiba-tiba kapanpun Ia
kehendaki.
"Angkatlah kepalamu, hai
pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad,
supaya masuk Raja Kemuliaan!"
Mazmur 24:9.
Bukankah Daud telah
menubuatkannya? Siapkah kita?
3. Untuk kali yang ke-3 pada pagi
hari tadi, Ev. Iin berjumpa dengan Malaikat Perjanjian yang rupanya penuh
dengan pelangi dan berputar-putar seperti tiang awan dan tiang api. Perjumpaan
dengan Malaikat Perjanjian menandakan bahwa penggenapan akan semua janji-Nya
akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi, bahkan pada tahun yang sama.
4. Segala janji yang digenapi bukan
berkenaan dengan apa yang Dia kehendaki, melainkan berkenaan dengan apa yang
kita kehendaki, apa yang kita rindukan selama ini.
5. Tanpa terus melekat dengan
Roh-Nya, tidak ada seorangpun yang tahan menghadapi kedahsyatan Hari Tuhan.
Kepada umat-Nya, Ia terus menguji, mendidik dan menempa bagaikan api pemurni
logam dan sabun pencuci sampai Ia mendapati bahwa kita semua dapat dipercaya
dan layak menerima warisan hak kesulungan yang telah disediakan. Lama atau
cepatnya proses ini bergantung kepada sikap hati kita, jika berhasil kita terus
naik tingkat, dan jika gagal kita akan terus mengulang dari awal lagi.
Jika
Anda dengan begitu mudah membeli sebuah tas mewah di Paris, maka Anda tidak
layak menjadi ahli waris kerajaan bisnis ini. Begitu pula, jika Anda tidak bisa
berbahagia dengan segelas Coca Cola dan sepotong burger McDonald untuk makan
siangmu, Anda pun masih belum layak menjadi kaya. - Warren Buffet, salah satu
orang terkaya di Amerika Serikat, yang masih belum memiliki ahli waris yang
layak.
SHRK Oktober 2012 - Hari Ke-2
Pdt. Petrus Agung Purnomo
Yakub membutuhkan waktu 130 tahun
untuk mencapai puncak destiny-nya sedangkan Yusuf membutuhkan waktu
13 tahun untuk itu. Bagaimana dengan kita?
"Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu
aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya." - Filipi 2:12-13.
Keselamatan yang kita peroleh harus senantiasa dikerjakan hingga kesudahannya,
dan sekalipun ada saat-saat kita sudah tidak mampu mengerjakannya, sesungguhnya
Allahlah yang mengerjakan di dalam dan melalui kita. Kata "kerjakan"
itu sendiri mengandung beberapa pengertian di antaranya:
1. To do that something result
- melakukan hingga menghasilkan sesuatu. Untuk ini saja kita sering kali
mengalami perbedaan persepsi antara kita dengan Tuhan. Kita berpersepsi sebatas
kemampuan kita melihat, sementara Tuhan memiliki persepsi dari berbagai sudut
secara utuh. Yang dapat kita lakukan hanya mempercayai apa yang Dia katakan
daripada apa yang kita lihat.
2. To make by trading
- menghasilkan melalui kegiatan (usaha) dagang. Firman-Nya mengatakan, "supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu
itu tetap," juga Ia mengumpamakan hal Kerajaan Sorga dengan
kegiatan dagang melalui para hamba-Nya dengan sekian banyak talenta menurut
kesanggupan kita masing-masing. Ada yang 5 talenta, 2 talenta bahkan 1 talenta.
Namun semuanya dituntut untuk menghasilkan "keuntungan" dari
talenta-talenta yang telah dipercayakan. Dan semuanya ini adalah bagian dari
apa yang disebut sebagai tetap mengerjakan keselamatan kita.
3. To produce - untuk
menghasilkan. Menghasilkan dalam hal ini bukan sekedar hal-hal rohani, namun
juga hal-hal jasmani. Pengerjaan keselamatan kita seharusnya memberi dampak
nyata di berbagai bidang kehidupan kepada orang-orang dunia. Sudah saatnya
anak-anak Tuhan menguasai puncak gunung ekonomi, gunung politik, gunung
pendidikan, gunung media dan sebagainya supaya kemuliaan Tuhan semakin nyata
melalui kita.
4. Carrying out to the goal
- sampai kepada tujuan. Keselamatan kita harus mencapai garis akhir sesuai
dengan yang Ia tetapkan bagi masing-masing kita. Memang itu adalah hal yang
mustahil. Namun percayalah apapun yang Ia perintahkan, Ia juga yang menjamin
akan tergenapi. Kuncinya adalah jangan mengabaikan perintah-Nya supaya kita
tetap tinggal dalam jaminan tersebut.
Hal kedua untuk kita bisa mencapai
puncak destiny kita adalah menjadi kuat di dalam anugerah-Nya.
"Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih
karunia dalam Kristus Yesus." - 2 Timotius 2:1.
Kata
"kuat" dalam bahasa Yunani adalah dunamos yang berarti miraculous
power - kekuatan untuk mengerjakan hal-hal yang mustahil, dan itu
hanya dapat dilakukan dengan tetap tinggal di dalam kasih karunia-Nya. Karena
tidak ada yang mampu mencapai puncak destiny dan garis akhir di luar
kasih karunia-Nya.
Satu Hari Yang Lebih Baik Daripada 1000 Hari
Penghalang terbesar untuk kita
mencapai puncak destiny dan garis akhir kita adalah kedagingan kita
sendiri, dan selama hal ini tidak dihabisi sampai tuntas, maka hal itu adalah
mustahil.
"Sebab lebih
baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih
baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang
fasik." - Mazmur 84:11.
Kata "lebih baik" itu
berarti excellent, berkelimpahan / prosperous, kesejahteraan
/ welfare, keuntungan / benefit, kemurahan dan kemudahan / favor, dan
yang berharga / precious. Dan untuk mencapai semuanya itu adalah dengan
mempersembahkan korban, karena yang ada di pelataran Tuhan adalah mezbah
pembakaran. Dan tidak ada hal yang lebih baik untuk kita korbankan selain
kedagingan kita. Kedagingan artinya adalah segala sesuatu yang kita sukai namun
Tuhan benci.
Jadi proses mempersembahkan kedagingan kita bukan perkara satu atau beberapa
kali saja dalam hidup kita melainkan proses setiap hari, perkara yang dilakukan
sehari-hari sama seperti ketika Abraham membangun mezbah 2 kali setiap harinya,
pagi dan petang.
Dan inilah janji Tuhan bahwa satu hari di pelataran-Nya mampu memberikan hasil
yang lebih baik daripada 1000 hari di tempat lain. Artinya jika di
tempat lain kita hasilkan suatu jumlah dalam waktu 1000 hari (3 tahun), maka
saat kita punya mezbah dalam hidup kita, semua itu dapat kita capai dalam 1
hari. Tanpa mezbah tidak ada sesuatu yang akan menarik hati Tuhan
untuk datang dan melingkupi kita dengan anugerahNya. Orang yang membangun
mezbah adalah orang yang setiap kali berkomunikasi dengan Tuhan, manusia rohnya
berhadapan dengan Tuhan. Sayangnya sebagian besar orang Kristen tidak memiliki
hal ini, karena semua diolah dengan otaknya.
Menabur Benih
"Tinggallah di
negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati
engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri
ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu.
Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan
memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua
bangsa di bumi akan mendapat berkat, ... Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan
dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati
TUHAN." - Kejadian 26:3-12
Banyak di antara kita tidak
menyadari bahwa sesungguhnya ketika Ishak menabur benih itu adalah perkara yang
aneh sebab sejak awal ayahnya, Abraham, adalah seorang nomaden yang
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain yang tidak memiliki mata
pencaharian maupun keahlian bercocok tanam. Ini berbeda dengan Kain maupun Nuh
yang memang memiliki hal itu. Jadi seumur hidupnya, Ishak tidak pernah menabur
benih maupun bercocok tanam sampai ia memperoleh rhema dari Roh Allah sendiri.
Kata "keturunan" yang ada pada ayat tersebut dalam bahasa aslinya
adalah benih (thy seed). Dan hasil seratus kali lipat pada zaman itu
merupakan sesuatu yang hampir mustahil. Mungkinkah seseorang yang belum pernah
menabur benih dapat memperoleh hasil yang sedemikian luar biasa dalam satu kali
bercocok tanam? Hal tersebut hanya dapat terjadi jika dilakukan dalam ketepatan
sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi untuk mencapai puncak destiny dan garis
akhir itu tidak lain juga dengan melakukan segala sesuatu dengan ketepatan
selangkah demi selangkah, sehari demi sehari sampai pada penggenapannya.
Satu Hari Yang Lebih Baik Daripada 1000 Hari
Jadi proses mempersembahkan kedagingan kita bukan perkara satu atau beberapa kali saja dalam hidup kita melainkan proses setiap hari, perkara yang dilakukan sehari-hari sama seperti ketika Abraham membangun mezbah 2 kali setiap harinya, pagi dan petang.
Dan inilah janji Tuhan bahwa satu hari di pelataran-Nya mampu memberikan hasil yang lebih baik daripada 1000 hari di tempat lain. Artinya jika di tempat lain kita hasilkan suatu jumlah dalam waktu 1000 hari (3 tahun), maka saat kita punya mezbah dalam hidup kita, semua itu dapat kita capai dalam 1 hari. Tanpa mezbah tidak ada sesuatu yang akan menarik hati Tuhan untuk datang dan melingkupi kita dengan anugerahNya. Orang yang membangun mezbah adalah orang yang setiap kali berkomunikasi dengan Tuhan, manusia rohnya berhadapan dengan Tuhan. Sayangnya sebagian besar orang Kristen tidak memiliki hal ini, karena semua diolah dengan otaknya.
Menabur Benih
Kata "keturunan" yang ada pada ayat tersebut dalam bahasa aslinya adalah benih (thy seed). Dan hasil seratus kali lipat pada zaman itu merupakan sesuatu yang hampir mustahil. Mungkinkah seseorang yang belum pernah menabur benih dapat memperoleh hasil yang sedemikian luar biasa dalam satu kali bercocok tanam? Hal tersebut hanya dapat terjadi jika dilakukan dalam ketepatan sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi untuk mencapai puncak destiny dan garis akhir itu tidak lain juga dengan melakukan segala sesuatu dengan ketepatan selangkah demi selangkah, sehari demi sehari sampai pada penggenapannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar