Minggu, 14 Oktober 2012

SHRK 0ktober 2012


SHRK Oktober 2012 - Hari Ke- 1

 

Pdt. Petrus Agung Purnomo

         Bangsa Israel memang dirancang Tuhan sejak awal untuk menjadi eksklusif di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Mereka dipisahkan dan dididik khusus untuk menggenapi kehendak Tuhan yang ilahi. Akibatnya bangsa Israel menjadi bagian yang minoritas, mudah tergerus oleh berbagai budaya asing di sekitarnya dan mudah pula disusupi oleh nilai-nilai asing yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.

            Sifat eksklusif ini masih tetap ada sekalipun mereka telah menerima Yesus Kristus sebagai Mesias - Anak Allah yang hidup. Injil hanya diberitakan di antara kaum mereka sendiri sampai pada saat Stefanus mati sebagai martir, maka penganiayaan terjadi supaya umat Tuhan ini keluar menggenapi amanat agung untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya dari Yerusalem, Yudea, Samaria hingga ke ujung bumi.

        "Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! TUHAN telah memanggil aku sejak dari kandungan telah menyebut namaku sejak dari perut ibuku. Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya. Ia berfirman kepadaku: 'Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku.' Tetapi aku berkata: 'Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku.' Maka sekarang firman TUHAN, yang membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan supaya Israel dikumpulkan kepada-Nya--maka aku dipermuliakan di mata TUHAN, dan Allahku menjadi kekuatanku--, firman-Nya: 'Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara. Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.'" - Yesaya 49:1-6

       Panggilan kita bukan sekedar untuk menjangkau kepada orang-orang dekat di sekitar kenyamanan kita, melainkan kepada bangsa-bangsa yang jauh sampai seluruh bumi mengenal Dia. Bagi-Nya, kita adalah anak-anak panah yang siap untuk ditempatkan jauh keluar bahkan dari zona nyaman kita. Tidak seharusnya kita berdagang maupun berbisnis hanya di sekitar kalangan sendiri, namun berani keluar bersaing dengan orang-orang dunia di manapun Tuhan kehendaki untuk menjadi terang hingga kedatangan-Nya yang ke-2. Istilah "untuk kalangan sendiri" sudah terlalu kecil, bukan kepada mereka yang sudah terpelihara dengan baik di dalam Kristus, melainkan kepada mereka yang sangat membutuhkan namun belum mengenal Kristus.

         "Matamu akan melihat dan kamu sendiri akan berkata: 'TUHAN maha besar sampai di luar daerah Israel.'" - Maleakhi 1:5. 

      Sudah waktunya dunia di luar sana melihat betapa maha besar dan nyatanya Tuhan itu. Inti amanat agung-Nya hanya tercantum dalam satu kata, "Pergilah," karena Tuhan menghendaki kita percaya dan memahami bahwa Ia sudah tidak sabar untuk menyatakan kebesaran-Nya melalui kita. Siapkah kita untuk keluar dari zona nyaman kita ke manapun Ia kehendaki dalam anugerah-Nya? 

Ada 7 tokoh yang menerima transfer kekayaan besar dari orang-orang fasik:

1. Abraham menerima dari Firaun
2. Ishak menerima dari pihak Filistin
3. Yakub menerima dari Laban
4. Yusuf menerima dari seluruh Mesir dan dunia
5. Bangsa Israel ketika keluar dari perbudakan Mesir
6. Salomo menerima dari berbagai kerajaan dunia
7. Siapapun yang percaya akan menerimanya (tulis nama Anda)

       Dan hampir semua yang menerima transfer kekayaan besar ini disebabkan oleh peran seorang wanita. Abraham menerima karena Firaun jatuh hati dengan Sara, begitu pula Ishak karena Abimelekh jatuh hati kepada Ribka. Sedangkan Yakub menjadi begitu kaya karena cintanya yang sedemikian rupa kepada Rahel. Yusuf dapat bertemu juru minum Firaun di penjara karena diperkarakan oleh istri Potifar dan Salomo memperoleh banyak kekayaan dari Ratu Syeba. Semua wanita ini membawa unta-unta kelimpahan dalam kairos masing-masing. Siapakah "wanita-wanita" tersebut dalam hidup kita?


 

SHRK Oktober 2012 - Hari Ke-2


 Ev. Iin Tjipto


          "Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu." - Maleakhi 3:1-2

           Perjanjian Lama adalah firman dan janji Allah, Perjanjian Baru adalah penggenapan dari apa yang difirmankan dan dijanjikan sedangkan Kitab Maleakhi adalah jembatan yang berisi kunci-kunci menuju penggenapan segalanya itu. Dari kunci-kunci yang ada, di antara tercantum pada dua ayat pertama pasal ke-3 kitab tersebut:

1. Bahwa kitalah utusan-utusan seperti Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi-Nya untuk kedatangan-Nya yang terakhir. Adakah kita siap menjadi utusan-utusan-Nya di manapun Ia kehendaki kita diutus?

2. Lawatan, gelombang pertobatan dan kegerakan Roh-Nya akan terjadi secara mendadak dan tiba-tiba kapanpun Ia kehendaki. 

"Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan!"  
 Mazmur 24:9. 

Bukankah Daud telah menubuatkannya? Siapkah kita?

3. Untuk kali yang ke-3 pada pagi hari tadi, Ev. Iin berjumpa dengan Malaikat Perjanjian yang rupanya penuh dengan pelangi dan berputar-putar seperti tiang awan dan tiang api. Perjumpaan dengan Malaikat Perjanjian menandakan bahwa penggenapan akan semua janji-Nya akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi, bahkan pada tahun yang sama.

4. Segala janji yang digenapi bukan berkenaan dengan apa yang Dia kehendaki, melainkan berkenaan dengan apa yang kita kehendaki, apa yang kita rindukan selama ini. 

5. Tanpa terus melekat dengan Roh-Nya, tidak ada seorangpun yang tahan menghadapi kedahsyatan Hari Tuhan. Kepada umat-Nya, Ia terus menguji, mendidik dan menempa bagaikan api pemurni logam dan sabun pencuci sampai Ia mendapati bahwa kita semua dapat dipercaya dan layak menerima warisan hak kesulungan yang telah disediakan. Lama atau cepatnya proses ini bergantung kepada sikap hati kita, jika berhasil kita terus naik tingkat, dan jika gagal kita akan terus mengulang dari awal lagi.

          Jika Anda dengan begitu mudah membeli sebuah tas mewah di Paris, maka Anda tidak layak menjadi ahli waris kerajaan bisnis ini. Begitu pula, jika Anda tidak bisa berbahagia dengan segelas Coca Cola dan sepotong burger McDonald untuk makan siangmu, Anda pun masih belum layak menjadi kaya. - Warren Buffet, salah satu orang terkaya di Amerika Serikat, yang masih belum memiliki ahli waris yang layak.


SHRK Oktober 2012 - Hari Ke-2

 

 Pdt. Petrus Agung Purnomo 

 

      Yakub membutuhkan waktu 130 tahun untuk mencapai puncak destiny-nya sedangkan Yusuf membutuhkan waktu 13 tahun untuk itu. Bagaimana dengan kita?

           "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." - Filipi 2:12-13. 

      Keselamatan yang kita peroleh harus senantiasa dikerjakan hingga kesudahannya, dan sekalipun ada saat-saat kita sudah tidak mampu mengerjakannya, sesungguhnya Allahlah yang mengerjakan di dalam dan melalui kita. Kata "kerjakan" itu sendiri mengandung beberapa pengertian di antaranya:

1. To do that something result - melakukan hingga menghasilkan sesuatu. Untuk ini saja kita sering kali mengalami perbedaan persepsi antara kita dengan Tuhan. Kita berpersepsi sebatas kemampuan kita melihat, sementara Tuhan memiliki persepsi dari berbagai sudut secara utuh. Yang dapat kita lakukan hanya mempercayai apa yang Dia katakan daripada apa yang kita lihat.

2. To make by trading - menghasilkan melalui kegiatan (usaha) dagang. Firman-Nya mengatakan, "supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap," juga Ia mengumpamakan hal Kerajaan Sorga dengan kegiatan dagang melalui para hamba-Nya dengan sekian banyak talenta menurut kesanggupan kita masing-masing. Ada yang 5 talenta, 2 talenta bahkan 1 talenta. Namun semuanya dituntut untuk menghasilkan "keuntungan" dari talenta-talenta yang telah dipercayakan. Dan semuanya ini adalah bagian dari apa yang disebut sebagai tetap mengerjakan keselamatan kita.

3. To produce - untuk menghasilkan. Menghasilkan dalam hal ini bukan sekedar hal-hal rohani, namun juga hal-hal jasmani. Pengerjaan keselamatan kita seharusnya memberi dampak nyata di berbagai bidang kehidupan kepada orang-orang dunia. Sudah saatnya anak-anak Tuhan menguasai puncak gunung ekonomi, gunung politik, gunung pendidikan, gunung media dan sebagainya supaya kemuliaan Tuhan semakin nyata melalui kita.

4. Carrying out to the goal - sampai kepada tujuan. Keselamatan kita harus mencapai garis akhir sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi masing-masing kita. Memang itu adalah hal yang mustahil. Namun percayalah apapun yang Ia perintahkan, Ia juga yang menjamin akan tergenapi. Kuncinya adalah jangan mengabaikan perintah-Nya supaya kita tetap tinggal dalam jaminan tersebut.

        Hal kedua untuk kita bisa mencapai puncak destiny kita adalah menjadi kuat di dalam anugerah-Nya.  

"Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus." - 2 Timotius 2:1. 

     Kata "kuat" dalam bahasa Yunani adalah dunamos yang berarti miraculous power - kekuatan untuk mengerjakan hal-hal yang mustahil, dan itu hanya dapat dilakukan dengan tetap tinggal di dalam kasih karunia-Nya. Karena tidak ada yang mampu mencapai puncak destiny dan garis akhir di luar kasih karunia-Nya.


Satu Hari Yang Lebih Baik Daripada 1000 Hari

        Penghalang terbesar untuk kita mencapai puncak destiny dan garis akhir kita adalah kedagingan kita sendiri, dan selama hal ini tidak dihabisi sampai tuntas, maka hal itu adalah mustahil.

"Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." - Mazmur 84:11. 

     Kata "lebih baik" itu berarti excellent, berkelimpahan / prosperous, kesejahteraan / welfare, keuntungan / benefit, kemurahan dan kemudahan / favor, dan yang berharga / precious. Dan untuk mencapai semuanya itu adalah dengan mempersembahkan korban, karena yang ada di pelataran Tuhan adalah mezbah pembakaran. Dan tidak ada hal yang lebih baik untuk kita korbankan selain kedagingan kita. Kedagingan artinya adalah segala sesuatu yang kita sukai namun Tuhan benci.


        Jadi proses mempersembahkan kedagingan kita bukan perkara satu atau beberapa kali saja dalam hidup kita melainkan proses setiap hari, perkara yang dilakukan sehari-hari sama seperti ketika Abraham membangun mezbah 2 kali setiap harinya, pagi dan petang.


    Dan inilah janji Tuhan bahwa satu hari di pelataran-Nya mampu memberikan hasil yang lebih baik daripada 1000 hari di tempat lain. Artinya jika di tempat lain kita hasilkan suatu jumlah dalam waktu 1000 hari (3 tahun), maka saat kita punya mezbah dalam hidup kita, semua itu dapat kita capai dalam 1 hari. Tanpa mezbah tidak ada sesuatu yang akan menarik hati Tuhan untuk datang dan melingkupi kita dengan anugerahNya. Orang yang membangun mezbah adalah orang yang setiap kali berkomunikasi dengan Tuhan, manusia rohnya berhadapan dengan Tuhan. Sayangnya sebagian besar orang Kristen tidak memiliki hal ini, karena semua diolah dengan otaknya.

Menabur Benih
"Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, ... Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN." -                   Kejadian 26:3-12

      Banyak di antara kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya ketika Ishak menabur benih itu adalah perkara yang aneh sebab sejak awal ayahnya, Abraham, adalah seorang nomaden yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain yang tidak memiliki mata pencaharian maupun keahlian bercocok tanam. Ini berbeda dengan Kain maupun Nuh yang memang memiliki hal itu. Jadi seumur hidupnya, Ishak tidak pernah menabur benih maupun bercocok tanam sampai ia memperoleh rhema dari Roh Allah sendiri.

     Kata "keturunan" yang ada pada ayat tersebut dalam bahasa aslinya adalah benih (thy seed). Dan hasil seratus kali lipat pada zaman itu merupakan sesuatu yang hampir mustahil. Mungkinkah seseorang yang belum pernah menabur benih dapat memperoleh hasil yang sedemikian luar biasa dalam satu kali bercocok tanam? Hal tersebut hanya dapat terjadi jika dilakukan dalam ketepatan sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi untuk mencapai puncak destiny dan garis akhir itu tidak lain juga dengan melakukan segala sesuatu dengan ketepatan selangkah demi selangkah, sehari demi sehari sampai pada penggenapannya.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar