Senin, 15 Oktober 2012

SHRK April 2012



SHRK April 2012 - Hari Ke-1



"Yesus berkata lagi: 'Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.  Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. ... Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. ... Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, ... Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia." - Lukas 15:11-20

Si bungsu telah melakukan kesalahan yang demikian besar, namun ketika ia kembali kepada ayahnya, dalam waktu singkat keadaannya dipulihkan seperti sedia kala, memperoleh jubah, cincin sepatu bahkan dipestakan besar-besaran. Mengapa demikian?
  • Hati yang bertobat - kata-kata "aku telah berdosa" dan "aku tidak layak" itu menunjukkan bahwa hatinya telah berubah. Ini adalah contoh orang yang memiliki teachable heart, hati yang terus menerus sadar bahwa jika bukan Tuhan maka diri sendiri sama dengan sampah.
  • Memilih dididik dengan rela - kata-kata berikutnya adalah "jadikanlah aku." Si bungsu seperti hendak berkata, "Sekarang terserah Engkau, Bapa. Apapun aku terima, mau diperlakukan apa saja aku rela, yang penting jangan buang aku dan jangan ambil Roh-Mu yang kudus dari padaku." Sikap hati untuk terus memilih apapun yang Tuhan inginkan dan dengan rela mengikuti-Nya walau hal itu mungkin tidak menyenangkan, terutama untuk daging kita.
Hati yang bertobat dan rela untuk dididik adalah kunci untuk menuju Puncak Perkenanan Tuhan


SHRK April 2012 Hari Ke-2 Vol. 1


Bahaya Penyesatan

"Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan 'bangkit dari antara orang mati.'" - Markus 9:10

Ada banyak orang percaya yang memang percaya Yesus Kristus adalah Tuhan, bahkan secara jelas tahu bahwa suatu firman yang disampaikan itu adalah rhema Tuhan, namun ketika menemukan sesuatu yang sulit diterima oleh pikirannya sendiri, orang-orang tersebut lebih fokus kepada kejanggalan pesan daripada inti pesan rhema yang Tuhan kehendaki. Akhirnya malah menghabiskan energi mengurus sesuatu yang tidak perlu. Sebagai contoh, ada seorang hamba Tuhan yang kita tahu memiliki masa lalu atau track record yang dianggap buruk, namun pada saat itu rhema Tuhan dikabarkan melalui hamba-Nya tersebut, banyak orang tidak dapat menerima pesan Tuhan karena lebih berfokus kepada masa lalu orang yang menyampaikan kabar rhema tersebut daripada inti pesan rhema-Nya. Suatu kebenaran disampaikan namun diterima sebagai kesalahan, ini suatu bentuk penyesatan yang bisa mematikan dan memecah belah Tubuh Kristus.

Empat Ciri Pasukan Suku Bahtera

"Terhadap para gembala akan bangkit murka-Ku dan terhadap kepala-kepala kawanan kambing Aku akan mengadakan pembalasan, sebab TUHAN semesta alam memperhatikan kawanan ternak-Nya, yakni kaum Yehuda, dan membuat mereka sebagai kuda keagungan-Nya dalam pertempuran. Dari pada mereka akan muncul batu penjuru, dari pada mereka akan muncul patok kemah, dari pada mereka akan muncul busur perang, dari pada mereka akan keluar semua penguasa bersama-sama." - Zakaria 10:3-4

Kuda Keagungan-Nya - berbicara tentang mentalitas, attitude dan sikap hati kita sebagai pasukan Tuhan yang memiliki genetik yang sama dengan Kristus Yesus. Bagaimanakah orang lain melihat kita dan cara kerja kita? Adakah mereka melihat Kristus atau gen Kristus di dalam diri kita. Sebagai contoh ada seorang remaja yang tiba-tiba bertemu dengan kerabat atau sahabat ayahnya, maka remaja tersebut langsung dikenali bahwa dia adalah anak ayahnya karena ada yang sama antara dia dengan ayahnya. Atau kadang sebaliknya, orang-orang malah tidak menyangka bahwa anak remaja tersebut memiliki ayah yang demikian berbeda. Pertanyaannya, bagaimana kita dengan Ayah kita? Adakah orang lain melihat bahwa kita memang anak-anak-Nya?

Batu Penjuru - adalah batu yang tadinya merupakan batu buangan yang tidak terpakai, namun akhirnya dapat menjadi batu penjuru atau pemuka (tampil di paling depan) dan menyatukan segala sesuatunya. Ini lahir dari sikap hati bahwa dirinya adalah hamba yang tak berguna, setiap melihat orang lain yang lebih baik daripadanya, ia dekati, ia bergaul dan ia memperoleh banyak pelajaran dan hikmah dari semuanya. Dan ketika ia menjadi besar, ia tampil ke muka dan mempersatukan semuanya. Fungsinya juga sama dengan ibu jari (jabatan dan karunia rasuli) yang mampu menggabungkan keempat jari lainnya (keempat jawatan lainnya - nabi, gembala, penginjil dan guru).

SHRK Apri 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2


Perang di Russia akan menjadi peperangan dan penentuan besar untuk kegerakan Tuhan terjadi di Indonesia dan di dunia di 2012 ini dan seterusnya. Dari salah satu artinya Russia adalah kepala dan memang di sanalah pusat pemikiran dan kegiatan Lucifer dan kerajaannya berasal. Serangan-serangan seperti berbagai demo buruh dan sebagainya itu merupakan bentuk tekanan balik dari Si Jahat karena peperangan yang akan berlangsung minggu depan.
Begitu pula dengan kehadiran dan konser Lady Gaga yang dijadwalkan berlangsung awal Juni ini, juga ada kaitannya dengan perang di Russia dan pertempuran besar ini. Lady Gaga bukan sekedar menjual jiwanya kepada Iblis, namun juga telah ditahbiskan menjadi Mempelai Lucifer. Dan ia memiliki kecerdasan dan ambisi yang sama dengan Lucifer untuk mendirikan kerajaannya di dunia termasuk di Indonesia. Konser yang sedianya akan berlangsung di Gelora Bung Karno kita harapkan batal dalam nama Tuhan Yesus. Sebagai catatan penting, bahwa Gelora Bung Karno (GBK), Tugu Monas dan Tugu Tani adalah warisan pendiri bangsa kita - Presiden RI Soekarno dengan sumbangan dana dari Russia. Jika kita cermati bentuk bangunan GBK itu hampir sama dengan bangunan gedung olah raga di Moskow. Dan memang GBK merupakan bentuk mahkota sedangkan salah satu ambisi Lady Gaga di awal Juni nanti adalah mendirikan istana bagi Lucifer dan sekaligus mendeklarasikan terbentuknya pasukan Monster bagi yang akan menghadiri konsernya nanti. Hal ini sudah dilakukan pada konsernya di Moskow tahun 2009 lalu. Dan memang Indonesia menjadi target berikutnya! Mari umat Tuhan di Indonesia, ini waktunya untuk bersatu dan berperang karena pertempuran besar ini.

Empat Ciri Pasukan Suku Bahtera – Lanjutan

"Terhadap para gembala akan bangkit murka-Ku dan terhadap kepala-kepala kawanan kambing Aku akan mengadakan pembalasan, sebab TUHAN semesta alam memperhatikan kawanan ternak-Nya, yakni kaum Yehuda, dan membuat mereka sebagai kuda keagungan-Nya dalam pertempuran. Dari pada mereka akan muncul batu penjuru, dari pada mereka akan muncul patok kemah, dari pada mereka akan muncul busur perang, dari pada mereka akan keluar semua penguasa bersama-sama." - Zakaria 10:3-4


Patok Kemah - kokoh tertancap ke dalam, ini menunjukkan sikap hati yang selalu Hineni, terus bertanggung jawab pada situasi apapun dan tidak menjadi goyah malahan menjadi penopang bagi orang lain. Ia tidak lari dari tanggung jawab dan mengerjakan semuanya hingga selesai. Bahkan mungkin ketika yang lain telah menyerah, ia akan tetap di tempat untuk menyelesaikan tugasnya.

Busur Perang / Busur Panah - berbicara tentang kecepatan dan ketepatan. Semua yang ditugaskan kepadanya dilakukan dengan segera, tanpa menunda-nunda dan dengan sangat tepat sesuai dengan kehendak Raja yang sempurna. Busur panah juga berbicara tentang kedewasaan rohani, karena semakin dewasa kerohanian seseorang, selain berkatnya yang membesar, tuntutannya pun membesar. Kecepatan dan ketepatan dalam bertindak merupakan hal yang mutlak ada setiap kali berjalan dengan Tuhan dan kehendak-Nya. Namun jika seseorang yang posisinya sedah sedemikian tinggi tidak bertindak dengan tepat sesuai dengan kehendak-Nya, maka akibatnya akan fatal. Daud menghitung rakyat tanpa aturan yang benar dan puluhan ribu rakyatnya mati. Musa teledor sedikit dengan kata-katanya dan tidak memasuki Tanah Perjanjian. Saul bahkan diberi kesempatan berkali-kali, dan tidak melakukan dalam ketepatan malah binasa oleh pedangnya sendiri. 

Dan janji (covenant) yang Tuhan berikan kepada kita adalah
"Maka mereka akan seperti pahlawan yang menginjak-injak musuh seakan-akan itu lumpur di jalan; mereka akan berperang, sebab TUHAN menyertai mereka, dan mereka akan membuat malu orang-orang yang mengendarai kuda." - Zakaria 10:5


SHRK April 2012 Hari Ke-3

"Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." - Lukas 15:25-32

Tarian dan Tuaian

Jika Anda melihat mulai bermunculan pelayanan tarian di setiap ibadah raya di berbagai Gereja terutama di Indonesia, itu merupakan tanda Tuhan untuk menyatakan bahwa Musim Penuaian Besar (jiwa-jiwa) telah tiba dan tidak lama setelah itu dilanjutkan kedatangan-Nya yang kedua. Dalam kisah Anak Yang Hilang (Kabur) atau dalam bahasa Inggrisnya disebut Prodigal Son, ada minimal empat peran yang tampil; sang ayah yang menggambarkan Allah Bapa; anak sulung yang menggambarkan umat Israel jasmani sekaligus orang-orang percaya (Gereja Tuhan) di seluruh dunia; anak bungsu yang menggambarkan kaum non Israel dan orang-orang yang belum percaya, termasuk Kedar di Indonesia dan Nebaiyot di Timur Tengah (Yesaya 60:7); dan terakhir adalah para hamba yang ikut terlibat aktif membantu sang ayah menyelenggarakan pesta bagi kembalinya anak bungsu.

Bagi kita orang percaya, pilihannya hanya dua, menjadi anak sulung atau menjadi para hamba-Nya. Yang sulung menjadi marah dengan adanya pesta itu, sementara para hamba-Nya ikut bersukacita dengan Sang Ayah tanpa mempertanyakan keputusan-Nya.

Tradisi Pesta di Timur Tengah - Sulung, Sang Kepala Pesta

Sesungguhnya kisah Prodigal Son memiliki banyak kejanggalan yang tidak dapat diterima dengan logika manusiawi kita. Coba renungkan, jika Anda adalah seorang kakak atau adik, sementara orang tua Anda mengadakan pesta bagi saudara Anda yang lain, namun orang tua Anda tidak pernah memberitahukan kepada Anda, tidak mengundang Anda bahkan tidak melibatkan Anda. Bagaimana rasanya? Apalagi dalam pengakuannya, si sulung adalah anak yang bertahun-tahun melayani dengan baik dan tidak pernah melanggar perintah. Itu berarti sebenarnya si sulung adalah anak yang baik, bahkan mungkin beberapa orang bisa menyebutnya sebagai anak yang penurut. Tetapi mengapa sang ayah tidak berkenan mengundangnya ke pesta penting itu?

Tradisi di Timur Tengah mencatat bahwa jika sebuah keluarga mengadakan pesta besar, maka person in charge dari acara pesta tersebut adalah anak sulungnya. Jadi seharusnya si sulung ini yang mengepalai semua kegiatan pesta tersebut, mulai dari para undangan, acara-acara yang akan berlangsung, makanan dan minuman, para pegawai yang terlibat, dan sebagainya. Namun masalahnya sang ayah sudah tahu sejak awal bahwa si sulung tidak akan menyetujui dan akan menentang keputusan ayahnya untuk mengadakan pesta bagi si bungsu. Dan kalaupun si sulung terpaksa setuju, dan ia diberi jabatan sebagai kepala pesta, tentu akan ada kemungkinan bahwa pesta tersebut akan disabotase dan menjadi kacau karena bagaimanapun si sulung tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Coba bayangkan, di pesta itu bukan sekedar ada sang ayah dan bungsu serta para pegawai, namun juga ada banyak tamu kehormatan ayahnya. Tamu-tamu terhormat tersebut kemungkinan telah mengetahui "skandal" kaburnya si bungsu, dan jika di antara para tamu ada yang menyinggung perkara itu, maka si sulung yang  seharusnya adalah kepala pesta harus memberi jawab yang pantas. Namun jika sejak awal si sulung tidak sepakat dengan keputusan pesta itu, dapatkah Anda bayangkan, jawaban apa yang kira-kira diberikan si sulung kepada para tamu? Dan jika si bungsu yang dipestakan, si sulung tidak dilibatkan dan sang ayah adalah tuan rumah pesta tersebut, siapakah kepala pestanya? Tentu saja salah satu atau beberapa hamba pegawainya, itu sebabnya milikilah hati hamba pada Akhir Zaman ini.
Pengorbanan Sang Ayah

Si sulung akhir "menangkap basah" pesta yang sedang berlangsung, dan ia diharapkan masuk ikut bergabung dalam pesta tersebut. Namun ia malah menjadi marah dan tidak mau masuk. Sampai akhirnya sang ayah harus keluar untuk menghampirinya. Perlu Anda ketahui, bahwa jika tuan rumah sebuah pesta pergi keluar meninggalkan para tamunya hal itu merupakan aib, baik bagi para tamu maupun bagi sang tuan rumah. Itu seperti menunjukkan bahwa sang tuan rumah tidak berkenan dengan situasi yang sedang berlangsung. Keluarnya sang ayah dari pesta untuk menghampiri si sulung merupakan bentuk pengorbanan sang ayah untuk mencoba merangkul anak sulungnya ikut menikmati sukacita bersama ayahnya. Dan seharusnya si sulung tahu semua hal ini, karena ini merupakan tradisi turun termurun.

Si sulung juga tidak rela ayahnya mengorbankan sejumlah harta yang begitu besar lagi untuk mempestakan si bungsu, terutama setelah si bungsu telah menghabiskan warisan ayahnya dengan jalan yang tidak benar. Baginya itu seperti dua kali pemborosan yang menyakitkan. Padahal sang ayah memiliki perasaan dan pemikiran yang sama sekali berbeda dengan si sulung atas kembalinya si bungsu.

Bukankah Allah Bapa juga mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dan menyelamatkan kita semua dari dosa dan kehidupan yang sia-sia serta kematian kekal? Adakah alasan bagi kita untuk tetap tidak mau masuk dan terlibat serta bersukacita bersama Allah kita dalam Masa Penuaian Besar ini?
Pada akhir cerita sesungguh tidak pernah dipastikan apakah si sulung akhirnya mau ikut masuk ke dalam pesta atau tetap memilih untuk di luar. Ini menandakan bahwa posisi kita sebagai orang percaya pada Masa Penuaian Besar adalah pilihan untuk sepakat, sehati, sepikir, sederap dan seirama dengan Sang Ayah atau tetap memilih kebenaran diri kita sendiri.

Apakah kita akan menjadi si sulung yang merasa sudah melayani bahkan tidak pernah melanggar namun tidak dilibatkan bahkan dibiarkan di luar atau kita mengenakan hati hamba ikut membantu pesta dan ikut bersukacita dengan Sang Ayah menyambut kembalinya anak bungsu sebelum kedatangan-Nya kembali (Yesaya 60:8)? Haleluya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar