SHRK April 2012 - Hari Ke-1
"Yesus
berkata lagi: 'Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang
bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang
menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka. ... Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup
berfoya-foya. ... Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang
upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, ... Aku akan bangkit dan pergi
kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap
sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah
aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi
kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu
tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia
lalu merangkul dan mencium dia." - Lukas 15:11-20
Si bungsu telah melakukan kesalahan
yang demikian besar, namun ketika ia kembali kepada ayahnya, dalam waktu
singkat keadaannya dipulihkan seperti sedia kala, memperoleh jubah, cincin
sepatu bahkan dipestakan besar-besaran. Mengapa demikian?
- Hati yang bertobat - kata-kata "aku telah berdosa" dan "aku tidak layak" itu menunjukkan bahwa hatinya telah berubah. Ini adalah contoh orang yang memiliki teachable heart, hati yang terus menerus sadar bahwa jika bukan Tuhan maka diri sendiri sama dengan sampah.
- Memilih dididik dengan rela - kata-kata berikutnya adalah "jadikanlah aku." Si bungsu seperti hendak berkata, "Sekarang terserah Engkau, Bapa. Apapun aku terima, mau diperlakukan apa saja aku rela, yang penting jangan buang aku dan jangan ambil Roh-Mu yang kudus dari padaku." Sikap hati untuk terus memilih apapun yang Tuhan inginkan dan dengan rela mengikuti-Nya walau hal itu mungkin tidak menyenangkan, terutama untuk daging kita.
Hati yang bertobat dan rela untuk dididik
adalah kunci untuk menuju Puncak Perkenanan Tuhan
SHRK April 2012 Hari Ke-2 Vol. 1
Bahaya Penyesatan
"Mereka
memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang
dimaksud dengan 'bangkit dari antara orang mati.'" - Markus 9:10
Ada banyak orang percaya yang memang
percaya Yesus Kristus adalah Tuhan, bahkan secara jelas tahu bahwa suatu firman
yang disampaikan itu adalah rhema Tuhan, namun ketika menemukan sesuatu yang
sulit diterima oleh pikirannya sendiri, orang-orang tersebut lebih fokus kepada
kejanggalan pesan daripada inti pesan rhema yang Tuhan kehendaki. Akhirnya
malah menghabiskan energi mengurus sesuatu yang tidak perlu. Sebagai contoh,
ada seorang hamba Tuhan yang kita tahu memiliki masa lalu atau track record
yang dianggap buruk, namun pada saat itu rhema Tuhan dikabarkan melalui
hamba-Nya tersebut, banyak orang tidak dapat menerima pesan Tuhan karena lebih
berfokus kepada masa lalu orang yang menyampaikan kabar rhema tersebut daripada
inti pesan rhema-Nya. Suatu kebenaran disampaikan namun diterima sebagai
kesalahan, ini suatu bentuk penyesatan yang bisa mematikan dan memecah belah
Tubuh Kristus.
Empat Ciri Pasukan Suku Bahtera
"Terhadap
para gembala akan bangkit murka-Ku dan terhadap kepala-kepala kawanan kambing
Aku akan mengadakan pembalasan, sebab TUHAN semesta alam memperhatikan kawanan
ternak-Nya, yakni kaum Yehuda, dan membuat mereka sebagai kuda keagungan-Nya
dalam pertempuran. Dari pada mereka akan muncul batu penjuru, dari pada
mereka akan muncul patok kemah, dari pada mereka akan muncul busur
perang, dari pada mereka akan keluar semua penguasa bersama-sama." -
Zakaria 10:3-4
Kuda Keagungan-Nya -
berbicara tentang mentalitas, attitude dan sikap hati kita sebagai
pasukan Tuhan yang memiliki genetik yang sama dengan Kristus Yesus.
Bagaimanakah orang lain melihat kita dan cara kerja kita? Adakah mereka melihat
Kristus atau gen Kristus di dalam diri kita. Sebagai contoh ada seorang remaja
yang tiba-tiba bertemu dengan kerabat atau sahabat ayahnya, maka remaja
tersebut langsung dikenali bahwa dia adalah anak ayahnya karena ada yang sama
antara dia dengan ayahnya. Atau kadang sebaliknya, orang-orang malah tidak
menyangka bahwa anak remaja tersebut memiliki ayah yang demikian berbeda.
Pertanyaannya, bagaimana kita dengan Ayah kita? Adakah orang lain melihat bahwa
kita memang anak-anak-Nya?
Batu Penjuru - adalah batu
yang tadinya merupakan batu buangan yang tidak terpakai, namun akhirnya dapat
menjadi batu penjuru atau pemuka (tampil di paling depan) dan menyatukan segala
sesuatunya. Ini lahir dari sikap hati bahwa dirinya adalah hamba yang tak
berguna, setiap melihat orang lain yang lebih baik daripadanya, ia dekati, ia
bergaul dan ia memperoleh banyak pelajaran dan hikmah dari semuanya. Dan ketika
ia menjadi besar, ia tampil ke muka dan mempersatukan semuanya. Fungsinya juga
sama dengan ibu jari (jabatan dan karunia rasuli) yang mampu menggabungkan
keempat jari lainnya (keempat jawatan lainnya - nabi, gembala, penginjil dan
guru).
SHRK Apri 2012 - Hari Ke-2 Vol. 2
Perang di Russia akan menjadi
peperangan dan penentuan besar untuk kegerakan Tuhan terjadi di Indonesia dan
di dunia di 2012 ini dan seterusnya. Dari salah satu artinya Russia adalah
kepala dan memang di sanalah pusat pemikiran dan kegiatan Lucifer dan
kerajaannya berasal. Serangan-serangan seperti berbagai demo buruh dan sebagainya
itu merupakan bentuk tekanan balik dari Si Jahat karena peperangan yang akan
berlangsung minggu depan.
Begitu pula dengan kehadiran dan
konser Lady Gaga yang dijadwalkan berlangsung awal Juni ini, juga ada kaitannya
dengan perang di Russia dan pertempuran besar ini. Lady Gaga bukan sekedar
menjual jiwanya kepada Iblis, namun juga telah ditahbiskan menjadi Mempelai
Lucifer. Dan ia memiliki kecerdasan dan ambisi yang sama dengan Lucifer untuk
mendirikan kerajaannya di dunia termasuk di Indonesia. Konser yang sedianya
akan berlangsung di Gelora Bung Karno kita harapkan batal dalam nama Tuhan
Yesus. Sebagai catatan penting, bahwa Gelora Bung Karno (GBK), Tugu Monas dan
Tugu Tani adalah warisan pendiri bangsa kita - Presiden RI Soekarno dengan
sumbangan dana dari Russia. Jika kita cermati bentuk bangunan GBK itu hampir
sama dengan bangunan gedung olah raga di Moskow. Dan memang GBK merupakan
bentuk mahkota sedangkan salah satu ambisi Lady Gaga di awal Juni nanti adalah
mendirikan istana bagi Lucifer dan sekaligus mendeklarasikan terbentuknya
pasukan Monster bagi yang akan menghadiri konsernya nanti. Hal ini sudah
dilakukan pada konsernya di Moskow tahun 2009 lalu. Dan memang Indonesia
menjadi target berikutnya! Mari umat Tuhan di Indonesia, ini waktunya untuk
bersatu dan berperang karena pertempuran besar ini.
Empat Ciri Pasukan Suku Bahtera –
Lanjutan
"Terhadap
para gembala akan bangkit murka-Ku dan terhadap kepala-kepala kawanan kambing
Aku akan mengadakan pembalasan, sebab TUHAN semesta alam memperhatikan kawanan
ternak-Nya, yakni kaum Yehuda, dan membuat mereka sebagai kuda keagungan-Nya
dalam pertempuran. Dari pada mereka akan muncul batu penjuru, dari
pada mereka akan muncul patok kemah, dari pada mereka akan muncul busur
perang, dari pada mereka akan keluar semua penguasa bersama-sama." -
Zakaria 10:3-4
Patok Kemah - kokoh tertancap ke dalam, ini menunjukkan sikap hati yang
selalu Hineni, terus bertanggung jawab pada situasi apapun dan tidak menjadi
goyah malahan menjadi penopang bagi orang lain. Ia tidak lari dari tanggung
jawab dan mengerjakan semuanya hingga selesai. Bahkan mungkin ketika yang lain
telah menyerah, ia akan tetap di tempat untuk menyelesaikan tugasnya.
Busur Perang / Busur Panah - berbicara tentang kecepatan dan ketepatan. Semua yang
ditugaskan kepadanya dilakukan dengan segera, tanpa menunda-nunda dan dengan
sangat tepat sesuai dengan kehendak Raja yang sempurna. Busur panah juga
berbicara tentang kedewasaan rohani, karena semakin dewasa kerohanian
seseorang, selain berkatnya yang membesar, tuntutannya pun membesar. Kecepatan
dan ketepatan dalam bertindak merupakan hal yang mutlak ada setiap kali
berjalan dengan Tuhan dan kehendak-Nya. Namun jika seseorang yang posisinya
sedah sedemikian tinggi tidak bertindak dengan tepat sesuai dengan
kehendak-Nya, maka akibatnya akan fatal. Daud menghitung rakyat tanpa aturan
yang benar dan puluhan ribu rakyatnya mati. Musa teledor sedikit dengan
kata-katanya dan tidak memasuki Tanah Perjanjian. Saul bahkan diberi kesempatan
berkali-kali, dan tidak melakukan dalam ketepatan malah binasa oleh pedangnya
sendiri.
Dan janji (covenant) yang
Tuhan berikan kepada kita adalah
"Maka mereka akan
seperti pahlawan yang menginjak-injak musuh seakan-akan itu lumpur di jalan;
mereka akan berperang, sebab TUHAN menyertai mereka, dan mereka akan membuat
malu orang-orang yang mengendarai kuda." - Zakaria 10:5
SHRK April 2012 Hari Ke-3
"Tetapi
anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah,
ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil
salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba
itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun,
karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu
dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan
belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa
memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa
bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun
itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama
dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut
bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali,
ia telah hilang dan didapat kembali." - Lukas 15:25-32
Tarian dan Tuaian
Jika Anda melihat mulai bermunculan
pelayanan tarian di setiap ibadah raya di berbagai Gereja terutama di
Indonesia, itu merupakan tanda Tuhan untuk menyatakan bahwa Musim Penuaian
Besar (jiwa-jiwa) telah tiba dan tidak lama setelah itu dilanjutkan
kedatangan-Nya yang kedua. Dalam kisah Anak Yang Hilang (Kabur) atau dalam
bahasa Inggrisnya disebut Prodigal Son, ada minimal empat peran yang
tampil; sang ayah yang menggambarkan Allah Bapa; anak sulung yang menggambarkan
umat Israel jasmani sekaligus orang-orang percaya (Gereja Tuhan) di seluruh
dunia; anak bungsu yang menggambarkan kaum non Israel dan orang-orang yang
belum percaya, termasuk Kedar di Indonesia dan Nebaiyot di Timur Tengah (Yesaya
60:7); dan terakhir adalah para hamba yang ikut terlibat aktif membantu sang
ayah menyelenggarakan pesta bagi kembalinya anak bungsu.
Bagi kita orang percaya, pilihannya
hanya dua, menjadi anak sulung atau menjadi para hamba-Nya. Yang sulung menjadi
marah dengan adanya pesta itu, sementara para hamba-Nya ikut bersukacita dengan
Sang Ayah tanpa mempertanyakan keputusan-Nya.
Tradisi Pesta di Timur Tengah -
Sulung, Sang Kepala Pesta
Sesungguhnya kisah Prodigal Son
memiliki banyak kejanggalan yang tidak dapat diterima dengan logika manusiawi
kita. Coba renungkan, jika Anda adalah seorang kakak atau adik, sementara orang
tua Anda mengadakan pesta bagi saudara Anda yang lain, namun orang tua Anda
tidak pernah memberitahukan kepada Anda, tidak mengundang Anda bahkan tidak
melibatkan Anda. Bagaimana rasanya? Apalagi dalam pengakuannya, si sulung
adalah anak yang bertahun-tahun melayani dengan baik dan tidak pernah melanggar
perintah. Itu berarti sebenarnya si sulung adalah anak yang baik, bahkan
mungkin beberapa orang bisa menyebutnya sebagai anak yang penurut. Tetapi
mengapa sang ayah tidak berkenan mengundangnya ke pesta penting itu?
Tradisi di Timur Tengah mencatat
bahwa jika sebuah keluarga mengadakan pesta besar, maka person in charge
dari acara pesta tersebut adalah anak sulungnya. Jadi seharusnya si sulung ini
yang mengepalai semua kegiatan pesta tersebut, mulai dari para undangan,
acara-acara yang akan berlangsung, makanan dan minuman, para pegawai yang
terlibat, dan sebagainya. Namun masalahnya sang ayah sudah tahu sejak awal
bahwa si sulung tidak akan menyetujui dan akan menentang keputusan ayahnya
untuk mengadakan pesta bagi si bungsu. Dan kalaupun si sulung terpaksa setuju,
dan ia diberi jabatan sebagai kepala pesta, tentu akan ada kemungkinan bahwa
pesta tersebut akan disabotase dan menjadi kacau karena bagaimanapun si sulung
tidak setuju dengan keputusan tersebut.
Coba bayangkan, di pesta itu bukan
sekedar ada sang ayah dan bungsu serta para pegawai, namun juga ada banyak tamu
kehormatan ayahnya. Tamu-tamu terhormat tersebut kemungkinan telah mengetahui
"skandal" kaburnya si bungsu, dan jika di antara para tamu ada yang
menyinggung perkara itu, maka si sulung yang seharusnya adalah kepala
pesta harus memberi jawab yang pantas. Namun jika sejak awal si sulung tidak
sepakat dengan keputusan pesta itu, dapatkah Anda bayangkan, jawaban apa yang
kira-kira diberikan si sulung kepada para tamu? Dan jika si bungsu yang
dipestakan, si sulung tidak dilibatkan dan sang ayah adalah tuan rumah pesta
tersebut, siapakah kepala pestanya? Tentu saja salah satu atau beberapa hamba
pegawainya, itu sebabnya milikilah hati hamba pada Akhir Zaman ini.
Pengorbanan Sang Ayah
Si sulung akhir "menangkap
basah" pesta yang sedang berlangsung, dan ia diharapkan masuk ikut
bergabung dalam pesta tersebut. Namun ia malah menjadi marah dan tidak mau
masuk. Sampai akhirnya sang ayah harus keluar untuk menghampirinya. Perlu Anda
ketahui, bahwa jika tuan rumah sebuah pesta pergi keluar meninggalkan para
tamunya hal itu merupakan aib, baik bagi para tamu maupun bagi sang tuan rumah.
Itu seperti menunjukkan bahwa sang tuan rumah tidak berkenan dengan situasi
yang sedang berlangsung. Keluarnya sang ayah dari pesta untuk menghampiri si
sulung merupakan bentuk pengorbanan sang ayah untuk mencoba merangkul anak
sulungnya ikut menikmati sukacita bersama ayahnya. Dan seharusnya si sulung
tahu semua hal ini, karena ini merupakan tradisi turun termurun.
Si sulung juga tidak rela ayahnya
mengorbankan sejumlah harta yang begitu besar lagi untuk mempestakan si bungsu,
terutama setelah si bungsu telah menghabiskan warisan ayahnya dengan jalan yang
tidak benar. Baginya itu seperti dua kali pemborosan yang menyakitkan. Padahal
sang ayah memiliki perasaan dan pemikiran yang sama sekali berbeda dengan si
sulung atas kembalinya si bungsu.
Bukankah Allah Bapa juga
mengorbankan Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dan menyelamatkan kita semua
dari dosa dan kehidupan yang sia-sia serta kematian kekal? Adakah alasan bagi
kita untuk tetap tidak mau masuk dan terlibat serta bersukacita bersama Allah
kita dalam Masa Penuaian Besar ini?
Pada akhir cerita sesungguh tidak pernah dipastikan apakah
si sulung akhirnya mau ikut masuk ke dalam pesta atau tetap memilih untuk di
luar. Ini menandakan bahwa posisi kita sebagai orang percaya pada Masa Penuaian
Besar adalah pilihan untuk sepakat, sehati, sepikir, sederap dan seirama dengan
Sang Ayah atau tetap memilih kebenaran diri kita sendiri.
Apakah kita akan menjadi
si sulung yang merasa sudah melayani bahkan tidak pernah melanggar namun tidak
dilibatkan bahkan dibiarkan di luar atau kita mengenakan hati hamba ikut
membantu pesta dan ikut bersukacita dengan Sang Ayah menyambut kembalinya anak
bungsu sebelum kedatangan-Nya kembali (Yesaya 60:8)? Haleluya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar